Memiliki pengalaman pernah dirundung oleh teman-teman sekolah kerap menyisakan trauma. Itulah alasan kuat Alvinia Christiany bergabung bersama Teman Autis sejak tahun 2017. Kala itu, Teman Autis masih memiliki nama Light It Up Project. Kegiatannya hanya sebatas fun walk di sepanjang Jalan Sudirman Jakarta Pusat ketika ada car free day. Tujuannya sekadar menyebar kesadaran tentang autisme.
Tepat setahun kemudian, setelah mendengar curhat dari beberapa orang tua dengan anak autistik, Alvinia dan rekannya yang bernama Ratih mendirikan Teman Autis. Tujuan keberadaan Teman Autis ini sebagai jembatan antara orang tua dengan anak autistik dan tempat terapi, sekolah, serta psikolog anak. Ratih menjadi founder dan Alvinia menjadi co-founder. Teman Autis berjalan sampai saat ini dan telah memiliki lebih dari10 ribu followers di Instagram serta 100 lembaga yang bekerja sama.
Tak Ingin Anak Autis Mengalami Perundungan
Hingga sekarang, Alvinia mengamati bahwa kata autis masih kerap menjadi bahan bercandaan oleh orang lain. Selain itu, masih ada pula anak autis yang mengalami perundungan baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
Daniel Lin dan Valsamma Eapen dari University of New South Wales Sidney menulis di kolom The Conversation yang mengemukakan studi baru pada anak-anak spektrum autisme lebih cenderung mengalami intimidasi di sekolah menengah. Paparan perundungan tidak hanya dapat menyebabkan gejala psikologis jangka panjang seperti depresi dan kecemasan, tetapi juga gejala fisiologis. Untuk itu Alvinia bertekad bergabung dengan Teman Autis karena ia tak ingin angka anak autis yang mengalami perundungan kian meningkat.
Teman Autis yang Menjadi Solusi untuk
Para Orang Tua
Terkadang, sesuatu yang besar bisa lahir tanpa rencana dan mengalir begitu saja. Begitu pula dengan Teman Autis yang lahir pada April 2018 setelah ada dialog dengan sejumlah orang tua dengan anak autistik. Rupanya, kendala utama para orang tua ini bukanlah informasi tentang autisme, melainkan informasi tempat terapi dan sekolah yang ramah untuk anak autis.
Lahirlah gagasan Teman Autis yang menjadi jembatan bagi para orang tua sekaligus untuk para penyedia layanan terapi, psikolog anak, maupun sekolah untuk anak autis. Alvinia dan Ratih memulai dengan membuat website yang menjadi one stop information bagi para orang tua. Sasaran Teman Autis ini adalah para orang tua yang memiliki anak dengan diagnosa autis dan orang tua yang memiliki kecurigaan tertentu atas anaknya. Kala itu, Teman Autis belum memiliki banyak kenalan, sehingga semuanya dilakukan sambil jalan perlahan.
Teman Autis dengan cepat menjadi solusi bagi para orang tua dengan anak autistik. Pasalnya, informasi tentang tempat terapi maupun sekolah untuk anak autis masih tercerai berai. Sehingga para orang tua masih susah menemukan tempat terapi dan sekolah yang cocok untuk kondisi buah hatinya.
Pada sisi lain, Indonesia saat ini sudah memiliki 2.250 sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di berbagai jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2020/2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.017 sekolah berbentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan rincian 552 SLB berstatus negeri dan 1.465 SLB berstatus swasta. Sehingga memang penting adanya Teman Autis untuk dapat mempertemukan para orang tua dengan lembaga sesuai kebutuhan anak.
Mendukung #AutisBerdaya Melalui Program
Daring dan Luring
Alvinia memiliki peran sebagai Chief Content Officer yang bertanggungjawab atas seluruh konten Teman Autis serta implementasi digital platform Teman Autis. Alvinia beserta team juga memanfaatkan situasi pandemi untuk memulai aktivitas digital seperti webinar dan Instagram Live. Sejak saat itulah followers Teman Autis terus bertumbuh dan semakin banyak orang tua yang mengenal Teman Autis.
Ada beberapa program daring di Instagram Teman Autis yang telah rutin berjalan. Sebut saja Info Acara yang memberikan rekomendasi kegiatan untuk orang tua dan anak, TaWa (tanya jawab seputar autisme), rekomendasi sekolah, klinik, dan tempat terapi, Special Instagram Live, Parents Bertanya, serta konten edukasi parenting secara umum.
Sementara untuk website, Sejak bulan Agustus 2020 sampai dengan Agustus 2022, sekitar 27 ribu pengunjung telah menyambangi website www.temanautis.com. Website Teman Autis juga memiliki beberapa bagian penting. Ada Tentang Autisme yang mengupas tuntas pertanyaan umum tentang autis, Direktori Klinik, Terapi, Sekolah, dan Direktori Komunitas yang menyajikan database klinik, terapi, sekolah, serta komunitas yang dapat kita sortir berdasarkan daerah, Tes Psikologi, Artikel, Info Acara, dan Terlibat Sekarang. Perlu kita ketahui bahwa tes psikologi pada website Teman Autis tidak bisa menjadi diagnosa awal, melainkan sebagai screening awal untuk para orang tua. Teman Autis berkomitmen untuk mendorong para orang tua berkonsultasi dengan para ahli.
Program Luring yang Banyak Peminat dan
Mendulang Sejuta Manfaat
Sejak kasus covid-19 mulai berangsur surut, Teman Autis juga memiliki kesempatan untuk mengadakan acara secara luring atau offline. Acara luring mini gathering pertama pada bulan Oktober 2022 bertajuk “Plan Your Future” berlangsung dengan sukses dan penuh kesan. Teman Autis mengundang Gita Sjahrir yang juga seorang dewasa autistik yang sukses berkarir. Peserta acara ini bukan hanya orang tua, tapi juga beberapa dewasa autistik yang belum memiliki pekerjaan. Selain itu, mini gathering luring pertama Teman Autis ini juga turut mengundang public speaking coach untuk membantu dewasa autis lebih bisa membawa diri ketika interview kerja.
Tak disangka, acara ini mendapat respon yang sangat positif dari orang tua dan peserta dewasa autistik. Beberapa hari setelah acara terselenggara, ada Direct Message (DM) yang masuk di Instagram Teman Autis dari peserta mini gathering. Kebetulan, Alvinia pun membaca pesan tersebut.
Perempuan kelahiran Jakarta ini tidak menyangka bahwa hal kecil yang dilakukan oleh Teman Autis bisa berdampak untuk peserta. Para orang tua pun memberikan umpan balik mengenai acara yang bermanfaat dan siap mendukung anak untuk eksplorasi pekerjaan yang mereka butuhkan.
Membuka Layanan Konsultasi Online dengan Program #KonsulSekarang
Tahun ini, Teman Autis fokus mengembangkan program layanan konsultasi online. Alvinia berkisah bahwa ada sejarah panjang untuk pada akhirnya merilis program konsultasi online. Suatu ketika, ada orang tua yang curhat dan bertanya tentang rekomendasi tempat terapi di Jakarta. Rencananya, ia akan menginap selama seminggu di Jakarta untuk agar bisa fokus melakukan terapi untuk anaknya. Rupanya, ia berasal dari Sumatera yang tentu saja untuk ke Jakarta akan memerlukan biaya yang cukup besar untuk pesawat serta akomodasi.
Sang Ibu terpaksa mengambil rencana untuk ke Jakarta lantaran di daerah asalnya tidak ada tempat terapi sesuai kondisi anaknya. Situasi ini mengetuk hati Alvinia dan Teman Autis untuk memberikan solusi berupa konsultasi secara daring. Setidaknya, konsultasi online akan meringankan biaya para orang tua yang berada di luar Jakarta. Melalui konsultasi online juga akan terlihat apakah anaknya membutuhkan terapi tertentu atau bisa terapi dari rumah.
Harus Bersikap Senetral Mungkin
Berhadapan dengan curhatan para orang tua sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Alvinia dan admin Instagram Teman Autis. Terkadang para orang tua ini kontra dengan konten yang dibuat oleh Teman Autis kendati konten tersebut sudah melalui proses screening dari para ahli. Perbedaan pendapat dari para orang tua tentu wajar, mengingat ada berbagai metode parenting baik untuk anak yang spesial maupun anak yang tidak didiagnosa autis. Sehingga, Alvinia dan tim berusaha lebih bijak dalam menanggapi berbagai respon warganet.
Selain respon dari para orang tua, Alvinia juga mengaku masih kesulitan membagi waktu. Hal ini lantaran dia juga memiliki pekerjaan utama. Sebetulnya tidak hanya Alvinia, tetapi hampir seluruh tim Teman Autis juga memiliki pekerjaan inti tersendiri di luar Teman Autis. Kendati terasa melelahkan, dukungan orang tua, dukungan dari sesama tim, dan respon orang tua selalu menguatkan langkah Alvinia untuk mengembangkan Teman Autis.
Berharap Agar Semakin Banyak Kerja Sama Pasca SIA
Masuknya Alvinia Christiany menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Awards 2022 tentu tidak ia duga. Ia mewakili Teman Autis sangat berharap agar semakin banyak lembaga terapi, sekolah, komunitas, maupun para ahli yang bisa bekerja sama dengan Teman Autis dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kami juga sedang fokus pengembangan konsultasi online, harapannya ke depan juga bisa ada terapi online walaupun masih perlu kami pertimbangkan lebih matang. Intinya, kami ingin agar semakin banyak orang tua dengan anak autistik yang terbantu oleh kehadiran Teman Autis serta lembaga-lembaga yang memang mereka butuhkan,” pungkas Alvinia.
Langkah kecil Alvinia yang bermula dari sebuah rasa empati ini telah melahirkan kebaikan yang kekal bagi anak-anak autis. Solusi menjadi lebih dekat, mudah, dan murah bagi para orang tua dengan anak autistik. Sebuah kebaikan yang tumbuh berlapis dari gagasan sederhana bernama Teman Autis.
Referensi:
Wawancara dengan Alvinia Christiany
E-booklet 13th Satu Indonesia Awards 2022
Katadata, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/02/pelajar-slb-indonesia-tembus-140-ribu-siswa
The Conversation, https://theconversation.com/kids-on-the-autism-spectrum-experience-more-bullying-schools-can-do-something-about-it-184385
Masalah perundungan, memang hal yang tidka boleh terus dibiarkan. Jangankan untuk anak yang khusus, anak normal saja banyak menjadi korban perundungan. Dan hal ini bisa jadi trauma yang susah dihilangkan.
Maka, bagus sekali ada Teman Autis ini. Bisa menjadi jembatan antara orang tua dengan anak autistik dan tempat terapi, sekolah, serta psikolog anak.
Luar biasa, ya. Mbak Alvinia ini bukan seorang autis dan keluarganya pun tidak ada yg autis, tetapi memiliki kepedulian besar terhadap artistik. Semoga Teman Autis bisa terus berkembang untuk membantu orang tua penderita yang membutuhkan informasi terkait segala hal tentang autistik.
Aku punya teman. Salah satu sanak familinya ada yang terdiagnosa autis gitu. Saat awal tahun ajaran sekolah kemarin, aku sempat ikut keliling buat cari sekolah untuk familinya yang autis itu. Dan emang benar. Bahwa nggak banyak sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus begitu. Aku dan temanku merasa kesulitan mencarinya. Meski pun dia sama sekali nggak masalah sama biayanya.
MasyaAllah keren bangetTeman Autis in. Mulai dari kegiatan jalan untuk mengenalkan ini lho, teman autis itu ada di antara kita yang juga buth kesempatan yang sama dan kesadarran juga dari masyarakt sekitar hingga akhirnya bisa berkembang dengan berbagai program dan kegiatan..
Mbak Alvinia ini sangat inspiratif ya mbak
Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anak anak autis
Teman autis mampu menciptakan kebahagiaan berlapis kepada anak anak autis
Aku sejujurnya baru banget mengenal autis sejak memasuki dunia akademik (setelah menikah sempat bekerja di salah satu sekolah swasta di Bandung) dan aku pikir anak autis selalu diperlakukan istimewa seperti yang sekolah kami ajarkan kepada siswa-siswaku satu kelas, namun gak semua anak autis mendapatkan perlakuan yang demikian ya..
Semoga dengan konsultasi dan dorongan kebaikan dari Alvinia Christiany dan Teman Autis, mampu mewujudkan kondisi lingkungan yang ramah anak autis, dimana sahabat autis juga punya hak yang sama di masyarakat.
Tetangga aku ada yang autis Mbak, dan pernah enggak.punya teman karena temannya enggak mau main ama dia,apalagi sekolahnya di sekolah umum.
Yang jadi permasalahan kalau didaerah aku tuh sekolah, krn SLB hanya ada beberapa dan jauh. Kendalanya ada ditransportasi. Semoga kedepannya semakin banyak sekolah ramah anak autis yaa…
Pejuang pada ceruk yang nggak selalu sanggup lekas dapar perhatian dari khalayak namun akhirnya muncul dan menjadi terang bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Beliau luar biasa. Semoga berkah selalu segala apa yang diusahakannya.
Wah, ini inspiratif banget dan banyak juga ya ternyata program Teman Autis. Kebetulan ada kenalanku yang anaknya autis, itu juga kasihan banget lho karena sempat mengalami perundungan dari orang-orang di sekitarnya. Mereka sekeluarga sampai pindah rumah demi menyelamatkan anaknya. Salut sama Alvinia Christiany yang berjuang mendirikan Teman Autis ini. Sukses dan berkah selalu ya