Lompat ke konten

Let’s Team Up For Impact! Upayaku Mencintai Lingkungan Melalui Dunia Digital

eco blogger squad

Team Up For Impact kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti saling bekerjasama untuk memberi dampak. Dampak di sini tentu dampak positif dan tentang lingkungan hidup kita bersama.

Kali ini, saya akan memberikan beberapa upaya yang biasa saya lakukan untuk mencintai lingkungan melalui dunia digital. Memang agak berbeda dari biasanya ya, justru itulah poinnya. Biasanya orang menunjukkan kecintaan pada lingkunagn dengan melakukan penanaman kembali atau adopsi pohon atau melakukan langsung kegiatan di lapangan. 

Kebetulan saya sebagai ibu rumah tangga agak susah melakukan itu. Yang bisa saya lakukan sambil bekerja adalah memberi dampak melalui dunia digital. Bisa, ya? Tentu bisa! Saya akan berbagi beberapa upaya dan kiat untuk memberi dampak pada lingkungan melalui dunia digital. Baca sampai selesai, ya!

Upaya #1 Mengurangi Waktu Main Media Sosial

Menurut analisis terbaru dari Compare The Market, menggunakan media sosial juga dapat berkontribusi pada krisis iklim. Setiap kali kita mengecek akun, kegiatan ini menggunakan energi yang diciptakan terutama oleh bahan bakar fosil. Proses ini juga terjadi sepanjang tahun, termasuk emisi rumah kaca yang dihasilkan memanaskan atmosfer.

Bukan berarti kesalahan ada pada media sosial, tidak begitu. Media sosial sendiri tidak merusak planet, akan tetapi, penelitian tersebut menyoroti bahwa kita masih mengandalkan bahan bakar fosil (termasuk untuk kebutuhan media sosial). Untuk itulah ketika kita mengurangi penggunaan media sosial, sebetulnya kita sudah berkontribusi untuk mengurangi pemakaian energi bahan bakar fosil.

media sosial dan lingkungan
Team up for impact

Upaya #2 Menghapus Email yang Tidak Perlu

Kadang kita melakukan subscription pada layanan tertentu dan mendapat newsletter terus-menerus yang mungkin tidak kita butuhkan. Kemudian, email itu menumpuk dan kita biarkan. Nah, apabila kita membiarkan email itu ternyata juga bisa berdampak bagi lingkungan, lho!

Melansir dari RESET.org, setiap email yang ada di mailbox kita akan disimpan di sebuah server. Di mana server tersebut tidak hanya menyimpan email miliki kita, melainkan milik seluruh orang di dunia. Server raksasa yang menyimpan banyak email ini, tentunya mengonsumsi energi dalam jumlah besar. Belum lagi penggunaannya yang 24 jam non stop, membuat server ini membutuhkan berliter-liter air dan sistem pendingin ruangan untuk mendinginnya mesin server tersebut. Server raksasa yang beroperasi 24 jam tersebut menghasilkan banyak emisi karbon yang tentu berbahaya bagi lingkungan kita.

email dan lingkungan
Team Up for Impact

Upaya #3 Mematikan Video Saat Meeting Online

Ternyata mematikan video saat meeting online juga berdampak pada emisi karbon. Dengan catatan, ini tidak terjadi saat perkuliahan yaa tetapi untuk meeting yang sifatnya tidak apa-apa tanpa adanya video. Sebab, meeting online selama 15 jam seminggu dengan kamera menyala akan menghasilkan 9.4 kg Co2. Kalau kita meeting tanpa kamera, emisi bisa berkurang lebih banyak hingga 400g.

media sosial dan lingkungan
Team Up for Impact

Upaya #4 Hapus Sampah Digital

Rupanya, aktivitas digital yang kita lakukan dengan gadget juga dapat memproduksi jejak karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Sama seperti media sosial, jejak karbon digital pada penggunaan internet berasal dari proses manufaktur dan pengiriman perangkat elektronik yang dapat menimbulkan polusi udara. Selain itu, jejak karbon digital juga bersumber dari pengeluaran energi perangkat elektronik yang sebagian besar masih bersumber dari energi fosil. 

Sampah digital seperti foto, video, riwayat penelusuran internet, dan dokumen yang tidak diperlukan juga dapat menghasilkan jejak karbon. Jejak karbon dari data center setara dengan 2% emisi global. Angka ini diperkirakan akan naik 3.2% di 2025 dan 14% di 2040.

sampah digital dan lingkungan
Team Up for Impact

Penutup

Sekarang sudah tahu kan bahwa dari dunia digital saja kita bisa team up for impact dan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Hal yang sederhana saja, kok, tapi kalau kita lakukan bersama-sama bisa memberikan pengaruh yang lebih baik untuk bumi kita. Yuk, ikuti challenge serupa di website Team Up For Impact dan pilih challenge yang paling kamu banget! Kira-kira, mana yang sudah kamu lakukan? Coba cerita di kolom komentar, yuk!

Referensi:

https://www.globalcitizen.org/en/content/social-media-emissions-carbon-footprint/

https://yoursay.suara.com/ulasan/2021/11/15/174237/menimbun-email-dapat-merusak-lingkungan-lho-yuk-segera-hapus

https://greeneration.org/publication/green-info/bersihkan-sampah-digital-dengan-digital-decluttering/

21 tanggapan pada “Let’s Team Up For Impact! Upayaku Mencintai Lingkungan Melalui Dunia Digital”

  1. Wah kita banyak melakukan penghematan ya, bahkan cmn dgn mengurangi konsumsi medsos serta hapus email yang ga penting.

    Walau penelitian ini bisa didebat sih krn yg pernah aku baca, menghapus email itu tdk serta merta menghemat energi. Namun ini sdh langkah nyata buat kita menjaga lingkungan.

    Kalo aku sih lemat hemat energi aja. Soalnya listrik yg kita pake masih berbahan fosil/mayoritas msh pake batubara. Ini yg msh berdampak nggak bagus bagi lingkungan.

  2. Sampah digital termasuk cache gitu ya kak? Emang kudu rajin bebersih termasuk yg di file junk/spam email. Kalau kepenuhan juga bisa bikin email susah diakses.

    Ternyata sampah digital juga berakibat buruk bagi lingkungan ya.

  3. Ihh mbaa kok sama sihh aku juga ambil tema inii untuk tahun 2023 sebagai salah satu upaya diriku yang ngaku sebagai blogger ini untuk ikutan aksi untuk bumi. Bismillaah semoga bisa istiqamah yaaaa

  4. Alhamdulillah masih sedang berjalan buat menghapus email, khususnya Imel iklan hehe.
    Dampaknya luar biasa positif ya dalam menjaga lingkungan jika kita bersama menerapkan secara konsisten

  5. Mulai dari hal kecil kalau senua orang melakukannya otomatis akan berdampak positif bagi lingkungan.
    Setujuu yukss kampanyekan menjaga bumi demi keberlangsungan generasi mendatang.

  6. Email dan sampah digital ini masih jadi PR banget buat saya. Harusnya memang dijadwalkan secara rutin, misal seminggu sekali gitu pasti lebih ringan.

  7. Ayu Natih Widhiarini

    aku juga baru tau ternyata mematikan video saat meeting online juga berdampak pada emisi karbon yaa
    selama ini aku selalu mengupayakan untuk on cam padahal

  8. Banyak tantangan yang harus kita hadapi ya, Kak. Di balik teknolohi kita harus bis ammebatasi diri, apalagi medsos godaan banget, sekali buka bisa berjam-jam kalau dituruti. Yuk bisa yuk

  9. makasih kak infornya, sangat bermanfaat untuk aku yang kurang punya wawasan dalam bidang tersebut. ini bisa jadi referensi juga ya buat seluruh daerah supaya bisa menerapkan ini

  10. makasih kak infornya, sangat bermanfaat untuk aku yang kurang punya wawasan dalam bidang tersebut. ini bisa jadi referensi juga ya buat seluruh daerah supaya bisa menerapkan ini

  11. Bijak2 deh ya memanfaatkan dunia digital dan hati2 jg sm jejak digital, walaupun dunia online/digital menawarkan berjuta peluang bisnis tersendiri

  12. Wow, jejak karbon yang kita ciptakan juga ternyata bisa dari sampah digital yah..
    Ini pengetahuan baru dan bahlan kita bisa save our earth dengan langkah menghemat energi saat sedang online itu sendiri.
    Terima kasih pencerahannya, kak Nabilla.

  13. ternyata hal-hal kecil yang sering kita abaikan dalam dunia digital justru berimbas pada lingkungan dunia digital. Klo kita tidak dimulai merapikan masalah-masalah kecil, kapn lagi, betul kn kak?

  14. sejujurnya saya masih kurang paham terkait bagaimana aktivitas digital berdampak terhadap perubahan iklim dan meninggalkan jejak karbon karena masih menggunakan bahan bakar fosil. sepertinya saya harus deep banget memperlajari ini karena masing ngawang-ngawang. apakah karena providernya menggunakan banyak energi listrik untuk operasional atau bagaimana ya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *