Saya dan suami sudah menjadi generasi sandwich selama 7 tahun pernikahan.
Ketika pasangan baru sudah pada memiliki rumah, saya dan suami harus bersabar mengontrak dan mengatur uang yang kami miliki sedemikian rupa agar cukup untuk hidup keluarga dan mertua saya. Namun, pada penghujung tahun 2022 ini, alhamdulillah, kami bisa memiliki rumah pertama. Sebuah perjalanan yang berliku sekaligus penuh rasa syukur serta haru. Rasanya, kami akan susah memiliki rumah pertama tanpa adanya investasi yang kami ikuti dan kerja sama antara bank penyalur dengan kantor suami.
Saya dan suami sudah menjadi generasi sandwich selama 7 tahun pernikahan.
Ketika pasangan baru sudah pada memiliki rumah, saya dan suami harus bersabar mengontrak dan mengatur uang yang kami miliki sedemikian rupa agar cukup untuk hidup keluarga dan mertua saya. Namun, pada penghujung tahun 2022 ini, alhamdulillah, kami bisa memiliki rumah pertama. Sebuah perjalanan yang berliku sekaligus penuh rasa syukur serta haru. Rasanya, kami akan susah memiliki rumah pertama tanpa adanya investasi yang kami ikuti dan kerja sama antara bank penyalur dengan kantor suami.
Suami saya bekerja sebagai dosen di salah satu universitas negeri di Surabaya. Ketika saya sedang kebingungan melakukan kalkulasi anggaran serta pendapatan untuk menyicil KPR, suami mengatakan bahwa kantornya bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk program housing alias KPR bagi karyawan kantor. Oh, hati saya sangat lega!
Saya amat bersyukur karena tanpa kerja sama ini, mustahil bagi kami untuk memiliki rumah. Setelah saya kepoin lebih dalam lagi, rupanya Bank Mandiri juga bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (PT SMF). Kerja sama ini berupa pemberian facilitacy line sebagai bentuk sinergi BUMN untuk mendorong pembangunan perumahan rakyat.
Menurut saya, kerja sama antara lembaga penyalur KPR (dalam hal ini adalah bank) dan PT SMF sangat berdampak positif bagi kita, masyarakat Indonesia. Sebab hal ini membuka peluang lebih mudah dalam memiliki rumah, sekalipun dengan pemasukan yang tidak terlalu tinggi. Sekarang rasanya ada aja jalannya!
Saya pun per tahun ini juga resmi menjadi #PejuangKPR. Pada satu sisi, saya bersyukur karena dengan adanya PT SMF secara tidak langsung turut memudahkan proses KPR yang kami ajukan. Anyway, fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini memang masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk memiliki rumah tinggal atau properti lainnya. Hasil survei Bank Indonesia pada triwulan pertama tahun 2022 menunjukkan bahwa pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 69,54% dari total pembiayaan.
Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan BI periode Juli 2022 juga menunjukkan terdapat peningkatan utang oleh rumah tangga masyarakat Indonesia. Salah satu jenis pembiayaan yang diajukan adalah KPR dengan persentase sebesar 14.2%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perumahan yang terjangkau untuk masyarakat masih sangat diperlukan.
Pada postingan ini, saya akan berbagi cerita tentang investasi yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan impian rumah pertama bagi generasi sandwich. Selain itu, saya juga akan bercerita tentang PT SMF dan perannya dalam mewujudkan impian rumah pertama kita, masyarakat Indonesia.
Pengalaman 7 Tahun
Menjadi Generasi Sandwich
Bagi kamu yang belum tahu, menurut Investopedia generasi sandwich adalah individu yang harus mendukung kedua orang tua yang kian menua sekaligus anak-anak yang sedang tumbuh. Istilah generasi sandwich ini muncul karena mereka secara efektif “terjepit” bagai makanan sandwich atau roti lapis. Mereka harus menunaikan kewajiban untuk merawat dan membiayai orang tua serta anak-anak yang juga butuh dukungan keuangan, fisik, serta emosional. Berikut ini adalah perjalanan serta pengalaman saya selama 7 tahun menjadi generasi sandwich. Saya membagikan tahapan yang saya lakukan, mulai dari bagian yang bikin stres berat sampai akhirnya ada solusi yang tepat.
Tiga Tahun Pertama yang Begitu Menyiksa
Awal ketika saya tersadar bahwa saya dan suami menjadi generasi sandwich sungguh membuat saya stres berat. Momen ini terjadi pasca saya melahirkan anak pertama. Mau mundur jelas tidak mungkin, mau maju terasa sangat berat untuk melangkah. Benar saja, tiga tahun kemudian perjalanan kami sangat terjal. Apalagi kala itu, suami masih menjadi dosen kontrak di Malang yang penghasilannya juga tidak terlalu besar sementara saya di rumah berjualan jilbab dan menulis.
Memotong Mata Rantai
Saya katakan ke suami bahwa kami tidak bisa selamanya menanggung kebutuhan mertua, sebab, kami juga punya kehidupan dan anak-anak. Boleh sebagian kita bantu, tetapi, yang lebih penting bahwa mertua juga harus bisa tetap produktif karena mumpung masih sehat secara fisik. Akhirnya suami pun mulai melakukan pendataan terhadap semua utang-utang mertua dan mulai membuat prioritas untuk melunasi. Selain itu, kami juga memikirkan usaha yang tepat untuk dijalankan oleh mertua disamping usaha penggilingan beras. Solusinya kala itu adalah usaha ternak bebek.
Solusi yang Membuahkan Hasil
Usaha ternak bebek dan penggilingan beras rupanya berjalan lancar. Ini semua berkat adik ipar saya yang tegas mengatur dan mengontrol pemasukan harian. Selain itu, kami juga mencari rekanan agar dapat memasok telur bebek dan beras secara rutin. Alhamdulillah, kini saya dan suami tidak lagi memikirkan untuk kebutuhan sehari-hari mertua karena semuanya terpenuhi dari usaha tersebut. Kami hanya tinggal membantu melunasi utang yang masih proses mencicil.
Anak yang Juga Butuh Atensi
Menjadi generasi sandwich juga tidak bisa melupakan kehadiran anak. Kedua anak kami terus tumbuh dan butuh bersekolah. Saya juga tidak bisa asal menyekolahkan anak. Saya sangat selektif mencari sekolah anak yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan masa depan. Akhirnya saya dan suami lebih ketat lagi dalam melakukan manajemen keuangan agar dapat menyekolahkan anak di sekolah yang cocok dengan visi keluarga kami.
Strategi untuk Mendapatkan
Rumah Pertama
Perjalanan saya menuju rumah pertama sudah saya mulai sejak 3 tahun lalu. Saya dan suami sadar diri bahwa dana kami terbatas, jadi kami memutuskan untuk mengontrak dulu selama dua tahun. Sebelum mengontrak, saya dan suami tinggal di rumah orang tua saya di Sidoarjo. Kami memilih mengontrak di Surabaya, tujuannya agar dekat ke sekolah anak dan kantor suami. Selain itu, kami juga menarget ingin memiliki rumah di Kota Surabaya. Jadi, kami perlu akrab terlebih dahulu dengan Kota Pahlawan ini.
Ada empat strategi kami dalam memperoleh rumah pertama. Strategi pertama adalah dengan mengatur keuangan rumah tangga. Strategi kedua dengan melakukan investasi. Strategi ketiga adalah mengukur kemampuan dalam berutang. Terakhir, strategi keempat mengikuti kerja sama kantor suami dengan lembaga bank sebagai penyalur KPR.
Strategi Pertama: Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Saya tidak bisa mengatakan pemasukan kami sangat besar, tetapi, saya juga tidak mengatakan bahwa pemasukan kami kecil. Sejauh ini alhamdulillah cukup. Cukup untuk mengumrohkan mertua, untuk menyekolahkan anak, untuk hidup sehari-hari, dan masih bisa pula kami tabung sedikit demi sedikit. Kami memang memangkas habis biaya liburan. Kami hanya berlibur di dalam kota saja dan kadang di luar kota apabila suami saya ada pekerjaan dan kami bisa ikut serta.
Strategi Kedua: Melakukan Investasi
Investasi yang saya lakukan ini ada yang sifatnya fisik dan non fisik. Kalau investasi non fisik adalah investasi ilmu. Sementara untuk investasi fisik atau materi, kami memilih untuk berinvestasi pada saham. Lumayan juga return-nya dalam 7 bulan. Selain itu saya dan suami juga sedang belajar tentang EBA Ritel dan berencana berinvestasi di EBA Ritel juga, berhubung sekarang juga sedang ambil KPR. Nanti akan saya elaborasi lebih di bawah mengenai EBA Ritel ini yaa.
Strategi Ketiga: Mengukur Kemampuan dalam Berutang
Suami dan saya kembali menghitung ulang berapa batas kemampuan kami dalam berutang. Untuk rumah pertama ini, terus terang saya tidak hanya berutang di KPR, tetapi juga mengambil soft loan di lembaga lain. Sehingga, perihal utang ini harus kami pikirkan matang-matang. Akhirnya ketemulah angka yang menurut kami pas dan kami pun memilih cicilan dengan jangka waktu 20 tahun karena mencari yang cicilan perbulannya rendah. Kami pun berencana apabila ada rezeki, akan melakukan pelunasan sebagian pada tahun kedua atau ketiga nanti.
Strategi Keempat: Mengikuti Kerja Sama Kantor Suami
Sempat saya kaget ketika suami mengatakan ada temannya dengan penghasilan di bawah suami tetapi bisa melakukan kredit rumah. Kok bisa?! Saya pun mendesak suami untuk segera menelepon rekannya itu dan mencari tahu apa rahasianya. Ternyata, dari situlah kami mengetahui bahwa ada kerja sama antara kantor suami dengan bank penyalur KPR dalam hal ini adalah Bank Mandiri. Aduhai, senang sekali saya mendengarnya! Ini berarti ada angin segar sekaligus lampu hijau dalam memiliki rumah, karena dengan begini kami tidak perlu menggabungkan pemasukan yang tentu agak merepotkan.
Setelah melakukan akad, saya pun penasaran mengapa lembaga penyalur KPR bisa melakukan kerja sama seperti ini. Kok berani, kok boleh, kok bisa, kok ada dananya? Berbagai pertanyaan itu muncul di pikiran saya.
Saya pun mencari tahu dan menemukan jawabannya. Ternyata ada yang namanya PT Sarana Multigriya Finansial Persero (PT SMF). PT SMF ini adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah pembinaan dan pengawasan Menteri Keuangan yang bergerak di bidang pembiayaan sekunder perumahan, yang menjadi motornya. Akan tetapi, PT SMF tidak menyalurkan dana langsung ke masyarakat, melainkan ke lembaga keuangan dalam hal ini adalah bank.
Mengenal
PT Sarana Multigriya Finansial
Seperti yang saya katakan di atas, PT SMF ini merupakan BUMN yang di bawah pembinaan dan pengawasan Menteri Keuangan. PT SMF adalah lembaga khusus yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia. PT SMF berdiri sejak 22 Juli 2005, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 5/2007, tanggal 7 Februari 2005, tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 19/2005, tanggal 7 Februari 2005, tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan.
PT SMF didirikan dengan tugas untuk memfasilitasi aliran dana jangka menengah atau panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui lembaga penyalur KPR. Tujuan akhirnya yakni memungkinkan terciptanya kepemilikan rumah yang layak yang terjangkau oleh masyarakat. Nah, PT SMF ini memiliki dua kegiatan utama dan kegiatan pendukung sebagai berikut.
Kegiatan PT SMF
Refinancing
(Kegiatan Utama)
kegiatan pembiayaan yang dilakukan Perseroan kepada lembaga penyalur KPR, sehingga mereka bisa memiliki dana untuk penyaluran KPR baru. Sumber dana untuk mendukung program refinancing berasal dari penerbitan obligasi.
Sekuritisasi (Kegiatan Utama)
Dalam hal lembaga penyalur KPR sudah memiliki volume KPR yang tinggi dan berminat untuk dijual, maka Perseroan siap memfasilitasi transaksi sekuritisasi yaitu dengan cara membeli tagihan KPR dan dilakukan transformasi sehingga menjadi efek baru atau efek beragun aset (EBA) atau residential mortgage-backed securities (RMBS) yang dapat dijual di pasar modal.
Pendidikan dan Pelatihan (Keg. Pendukung)
kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan personil lembaga penyalur KPR dalam memproduksi KPR yang berkualitas.
Penyediaan Pedoman dan Standar Dokumen KPR (Keg. Pendukung)
tujuannya untuk memberikan petunjuk bagi lembaga penyalur KPR dalam melakukan proses pengelolaan KPR yang baik dan benar.
Edukasi Konsumen KPR (Keg. Pendukung)
sebagai salah satu bentuk kepedulian masyarakat untuk memberikan informasi yang lengkap dan pemahaman tentang KPR yang baik dan benar, dimana diharapkan konsumen mengetahui hak dan kewajibannya jika membeli rumah melalui fasilitas KPR.
Peran PT SMF untuk Rumah Kita
Kini saya menyadari bahwa PT SMF sangat berperan dalam rumah kita, tentu peran ini melalui lembaga penyalur KPR (bank) dan proses pengajuan KPR yang kita lakukan pada bank. Sebagaimana kita ketahui, membeli rumah itu membutuhkan uang yang tidak sedikit. Saya saja hanya mampu membayar DP sekitar 20% dari harga rumah. Sisanya, saya memerlukan KPR dengan masa angsuran yang panjang agar cicilan per bulannya bisa murah sesuai kesanggupan kami.
Bagi saya sebagai nasabah, hal itu merupakan solusi. Terlebih, terkadang bank memberikan kelonggaran berupa bunga fixed berjenjang selama beberapa tahun dan memperbolehkan pelunasan sebagian. Sementara bagi lembaga perbankan, sumber dana yang tersedia untuk membiayai KPR ini umumnya berjangka pendek, yakni dari tabungan, giro, deposito, dan sebagian dari obligasi. Sehingga hal ini menimbulkan maturity mismatch (kesenjangan jangka waktu). Masalah ini nggak hanya dialami Indonesia saja, kok, tapi juga berbagai negara berkembang lainnya dan mereka pun mencari solusi yang paling cocok dengan karakter nasabah serta kondisi keuangan negara.
Coba bayangkan dalam satu bulan saja ada 50 orang yang mengajukan KPR pada bank A dengan tenor waktu 15 atau 20 tahun. Bank harus menunggu waktu se-panjang itu agar mendapat pengembalian uang secara penuh. Lama buanget, kaan…??
Di sinilah peran PT SMF bagi lembaga perbankan. PT SMF membuat produk yang bernama sekuritisasi yang merupakan model transaksi yang sangat tepat bagi penyalur KPR yang memiliki keinginan untuk memperbaiki struktur modalnya. Transaksi sekuritisasi dilakukan dengan mentransformasi aset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara pembelian Aset Keuangan dari Kreditor Asal dan penerbitan Efek Beragun Aset berupa tagihan KPR.
- Mitigasi maturity mismatch antara sumber pendanaan jangka pendek dengan KPR berjangka panjang
- Diversifikasi sumber pendanaan dengan sumber jangka panjang yang berkesinambungan
- Meningkatkan kemampuan kemampuan/kapasitas penyalur KPR
- Pengelolaan asset dan liabilities
- Meningkatkan keuntungan melalui fee based income, bukan lagi interest margin
- Alternatif produk investasi dengan tingkat risiko yang lebih baik karena berbasis portfolio aset
- Produk investasi dengan rating id AAA
- Underlying aset portfolio yang kuat sesuai kriteria sehat dari SMF
- Struktur transaksi yang solid dengan adanya Dukungan Kredit dan Subordinasi
Dapatkan Passive Income Menarik
Lewat EBA Ritel
Tadi di atas saya sudah bercerita sedikit tentang sekuritisasi. Nah, produk sekuritisasi yang dikeluarkan PT SMF ini bernama EBA Ritel. EBA Ritel merupakan produk dari proses sekuritisasi, di mana sesuai namanya merupakan efek (surat utang) yang memiliki agunan/jaminan/underlying dan diperdagangkan kepada investor ritel. SMF pertama kali menerbitkan EBA pada tahun 2009 yang dijual hanya kepada investor institusi. Sejak akhir tahun 2018, SMF mulai menjual produk ini kepada investor retail. Saat ini, SMF merupakan satu-satunya penerbit EBA-SP yang diatur dalam peraturan OJK Nomor 23/POJK.4/2014
EBA Ritel memiliki karakteristik yang menarik bagi investor ritel seperti kita dan dapat menjadi passive income yang menjanjikan. Berikut sejumlah keunggulan EBA Ritel:
Fixed Return 8.75% per tahun
EBA Ritel memiliki bunga per tahun di atas Deposito sebesar 8,75%. Hal ini membuat EBA Ritel lebih unggul dibandingkan deposito.
Rating AAA
Hal yang terpenting dari berinvestasi adalah AMAN. EBA Ritel di bawah Menteri Keuangan, diawasi oleh OJK, dan mendapat rating AAA oleh Pefindo. Jadi, sudah terjamin keamanannya yaa..
Mulai dari 100 ribu saja
EBA Ritel baru dijual ke investor ritel sejak akhir tahun 2018. Memulai investasi sangat murah, cukup dengan Rp 100.000.
Liquid
Hal yang juga penting dalam investasi adalah liquiditas. Dana investasi di EBA Ritel terbilang likuid dan dapat diperjualbelikan kapan saja.
Cashflow Keuangan Lancar
EBA Ritel juga membantu cashflow keuangan akibat adanya pembayaran pokok dan bunga setiap 3 bulan. Selain itu, kita juga membantu negara dalam memberikan perumahan yang tepat dan layak bagi masyarakat.
Kelebihan Lainnya dari EBA RItel yang #AmanNyamanCuan
Hal yang membedakan EBA Ritel dari produk lainnya adalah EBA Ritel memiliki jaminan atau di-back up dengan produk yang jelas. Produk ini adalah cashflow dari KPR itu sendiri. Sejak tahun 2009 hingga akhir tahun 2020, PT SMF telah memfasilitasi 14 transaksi sekuritas dengan nilai akumulatif sebesar Rp 12,78 T. Rating EBA juga selalu id AAA dari Pefindo alias paling baik. Fyi, Pefindo sebagai lembaga rating selalu merating ulang EBA setiap tahun. Saat pandemi pun, rating EBA juga tetap AAA.
Berdasarkan laporan keuangan Pefindo, semua efek yang mendapat rating AAA sejak tahun 2007-2020 belum pernah gagal bayar.
Saya tidak menyarankan kamu membandingkan EBA Ritel dengan saham dan reksadana, ya. Sebab, tidak apple to apple. Apabila mau membuat perbandingan, sebaiknya kita membandingkan kinerja EBA Ritel dengan deposito dan obligasi karena cara kerjanya yang mirip. Berikut adalah perbandingan ketiganya yang saya kutip dari YouTuber Felicia Putri Tjiasaka:
Sementara untuk risiko EBA Ritel ini adalah risiko fluktuasi harga pada pasar sekunder yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga, serta risiko pelunasan KPR lebih awal yang dapat mempengaruhi yield yang diterima investor. Akan tetapi, tidak perlu terlalu khawatir karena EBA Ritel ini hanya diterbitkan oleh PT SMF yang juga melakukan proses filter KPR yang ketat. Jadi, harapannya bisa lebih aman dan juga sudah terbukti dari track record yang telah saya jelaskan di atas. Untuk membeli EBA Ritel juga cukup mudah, eksklusif melalui BNI Sekuritas dengan nama BIONS. Lebih lengkap mengenai EBA Ritel dapat kamu simak melalui website PT SMF Persero https://www.smf-indonesia.co.id/, lewat Instagram Inveseries dan Instagram PT SMF Persero. Selain itu, saya sarankan kamu menyimak video dari salah satu influencer finansial yang saya ikuti yakni Felicia Putri Tjiasaka dan juga saya sajikan cara kerja EBA Ritel di bawah ini.
Penutup
Begitulah kisah saya dalam memperoleh rumah pertama. Sebagai sandwich generation, memang agak berat dan mungkin butuh waktu. Tapi, ingat, ini bukan hal yang tidak mungkin untuk kita capai. Terlebih sekarang sudah ada PT SMF yang bekerja sama dengan sejumlah bank untuk memberikan rumah dengan harga terjangkau. Selain itu, kita juga bisa memperbesar passive income dengan cara yang tepat melalui EBA Ritel seperti yang sudah saya ceritakan di atas.
Bagaimana dengan ceritamu, apakah kamu juga memiliki strategi tertentu dalam memperoleh rumah pertama? Apakah kamu juga baru mengetahui tentang PT SMF dan EBA Ritel? Bagikan pendapatmu di sini, yuk!
Referensi:
Investopedia, https://www.investopedia.com/terms/s/sandwichgeneration.asp
Kemenkeu, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/12948/Peran-PT-SMF-Persero-Mendukung-Program-Sejuta-Rumah.html
Katadata, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/18/penyaluran-kpr-tumbuh-939-persen-pada-kuartal-iii-2021
Katadata, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/23/kpr-masih-jadi-pilihan-favorit-masyarakat-membeli-rumah-pada-triwulan-i-2022
Katadata, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/22/makin-banyak-rumah-tangga-yang-berutang-pada-juli-2022
YouTube Felicia Putri Tjiasaka, https://www.youtube.com/watch?v=xY6wAlmrAAI&t=308s
Website SMF https://www.smf-indonesia.co.id/tingkatkan-sinergi-antar-bumn-bank-mandiri-dan-smf-jalin-kerjasama-penyediaan-facility-line
Website SMF, https://www.smf-indonesia.co.id/faq-id
Huwaaaaa mantab sekali perjuangannya ya mbak. Niceeeee 🙂
thank you Baang. sukses yaa
Alhamdulillah, rumah sudah dimiliki, Mbak Nabila. Ini adalah sebuah anugrah . Apalagi rumah memang kebutuhan utama juga. Dan Alhamdulillah ada kerjasama kantor dengan bank Mandiri dengan andil PT SMF juga. Ini salah satu rezeki, Mbak. Alhamdulillah juga, Mbak Nabila sudah terbebas dari generasi sandwich.
alhamdulillah, Pak, belum bebas sepenuhnya tapi sudah berkurang banget alhamdulillah
Bismilah dengan niat pasti bisa kebeli rumah apalagi sandwich generation . Bakti sama orangtua itu berkah asalkan ikhlas.
betul, mpo, mendahulukan orang tua
Turut berbahagia dengan pencapaian memiliki rumah pertama yaa mba, semoga saya sgera menyusul tahun ini. Punya rumah sebelum menikah adalah impian saya bareng calon suami.
Sya juga pakai KPR Mandiri cuma programnya lain. Butuh perjuangan juga karena belum bisa join income dan calon suami bukan pegawai tetap
alhamdulillah ya akhirnya dapat memiliki rumah sendiri setelah tujuh tahun pernikahan, gak semua pasangan suami istri bisa memiliki rumah dalam waktu yang sama loh
Alhamdulillah ya mbak, aq ikut seneng kalo teman udah bisa punya rumah impian. Semoga suatu hari aq juga bisa bangun rumah juga karena selama ini masih menempati rumah orang tua
Alhamdulillah akhirnya mertua bisa lebih mandiri secara finansial, ya. Tinggal menata keuangan untuk keluarga inti jadinya.
alhamdulillah selamat ya untuk rumah barunya. memang harus mengelola keuangan serapi mungkin ya jika kita punya keinginan
Alhamdulillah ya sudah bisa memiliki rumah meski setelah berumah tangga itu kebutuhan ini itu banyak banget. Apalagi kalau punya tanggungan untuk orang tua juga anak sendiri.
Empat strateginya itu semoga bisa dicontoh yang lain juga
senangnya ya mba udah dapat rumah pertama itu memang tiada duanya, apalagi dengan hasil keringat sendiri, namun dibalik itu semuanya memang perjuangannya juga luar biasa, apalagi sudah rumah tangga ya
Masya Allah ikut senang mbak, perjuangannya pasti gak bakal lupa ya 🙂 semoga semakin membaik kondisi finansialnya dan bener, sudah memutus rantai sandwichnya 🙂
Ide yang cemerlang sekali kak Nabilla.
Akupun sedang ada di fase ini nih.. Berusaha bangkit dari kejepitnya jadi Gen Sandwich.
Semoga artikel kak Nabilla ini bisa menguatkanku untuk bisa keluar dan bangkit penuhi financial goals keluarga kami.
Memang gak mudah ya jadi generasi sandwich ini.
Namun pengalaman kak Nabilla ini menyiratkan bahwa kerjasama dgn pasangan bisa saling menguatkan agar finansial tetap kuat
Alhamdulillah akhirnya memiliki rumah sendiri, jadi keinget dulu saya dan suami juga KPR Alhamdulillah ga berasa sudah lunas. Awal nikah beban banyak adik suami 3, KPR rumah plus membantu ortu n mertua secara adil.
Ikhlas aja yakin pertolongan Allah ada kok apalagi anak.laki2 meski sudah berkeluarga masih bertanggung jawab terhadap orang tuanya apalagi ibunya kalau menurut islam seperti itu ya.
Baca ceritanya penuh perjuangan kak.
Bismillah kecipratan punya rumah baru, aamiin.
Semangat bisa kak punya rumah sendiri.
Karena dengan keyakinan dan dukungan keluarga, insyaa Allah bisa diwujudkan
Alhamdulillahhh! Selamat yaa mba, akhirnya bisa punya rumah sendiri sekarang! 7 tahun jadi generasi sandwich tuh pasti berasa banget ya apalagi ada anak, aku yang baru 6 bulanan nikah, aja udh ngerasa lumayan kalang kabut ngatur uang buat orang tua dan mertua. Cukup-cukup rejeki ya buat kita semua! Nahhh, EBA Ritel ini aku jg nontonin di YT nya Felicia Putri jg nih, emang menarik yaaa, aku udh sampe lirik2 dan install apps, tapi blm sampe invest nih, masih berhitung dulu hehe
Toss mbak Nabila
Jadi generasi sandwich memang berat
Saya baru lepas tiga tahun terakhir ini
Generasi sandwich perlu strategi khusus agar bisa punya rumah sendiri ya mbak
Pasti rasanya begitu haru ketika bisa membeli rumah pertama, ya, Mbak. Apalagi dengan perjuangan sedemikian rupa. Semangat selalu membangun istana di dunia dan akhirat, Mbak Nabilla.
jadi generasi sandwich memang nggak mudah ya mbak, tapi semoga jadi berkah juga buat kita, insyalloh rezeki nggak kemana kalau kita ikhlas buat orang tua. Untungnya orang tua mbak juga mau kerjasama ya, dalam artian, mau dibarengi usaha juga saat mbak, suami dan ipar mengajukan ide usaha
selamat buat rumah pertamanya mbak nab, 🙂
Skema keuangan yang baik dengan perencanaan bersama EBA Ritel akan membuat impian memiliki rumah sendiri menjadi kenyataan. Karena harga properti yang tiap tahun terus bertambah sehingga dengan menggunakan skema KPR akan lebih mudah mewujudkannya.
Alhamdulillaaaaaah… selamat atas rumah pertamanya bundddd!! terharu dan super seru baca cerita perjuangannya. Semoga next giliran Ujame bisa punya rumah pertama. Bismillah, in syaa Allah rumah akhirat juga bisa diraih, Bund. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin
alhamdulillah ya mba.. lega bangeet kalau udah puny arumah tuh, rasanya beban paling besar sudah lewat ya. Congrats on having yours mba
Alhamdulillah, selamat untuk rumahnyaaa, kalo udah punya rumah sendiri tu legaa, tinggal mempercantik rumah sesuai dengan kemauan kita deh biar semakin betah di rumah hihihi
Perjalanan dan pencapaian setiap orang itu ga sama ya. Yang sama dan berhasil itu karena semuanya berusaha sebaik mungkin. Syukur alhamdulillah udah di titik yang sekarang ya. Kuncinya adalah mengelola keuangan rumah tangga sebaik mungkin. Semoga berkah ya.
alhamdulilah rumah impian bisa terwujud ya mbak, congrats mba Nabilla
nggak hanya untuk mereka yang sudah menikah, yang single juga perlu perhitungan yang matang juga ya, apalagi kalau ada impian-impian seperti memiliki rumah atau mungkin haji.
aku sendiri baru tau soal EBA Ritel ini dan ternyata bunganya lebih besar dari deposito. Selisih result nominal akhirnya cukup besar juga
Pingback: Mengenal Inflasi dan Efeknya untuk Sehari-hari