Saya tuh nulis gini nggak bermaksud memotivasi pembaca buat “ayo, staycation!”. Bagaimanapun juga, keputusan kita untuk keluar adalah tanggungjawab kita sendiri. Kalau saya boleh ngasih saran, sebelum memutuskan, riset dulu yang bener. Pastikan protokol kesehatan di lokasi, ramai pengunjung atau tidak, bagaimana mereka menyajikan sarapan, kolam renang dibuka atau tidak, dan lain sebagainya. Postingan ini, tujuannya memberikan gambaran tentang pengalaman yang saya alami.
Saya dan keluarga memutuskan untuk staycation karena suami lagi penat total. Dia sudah berbulan-bulan ngajar di rumah dan sangat bosan, belum lagi project penelitiannya yang segudang. Orang kalau duduk di depan laptop terus juga capek, kan. Yah, walaupun pas di hotel tetep aja buka laptop dan ngajar, tapi suasana berbeda dan intensitasnya berkurang. Selain itu, kebetulan pas Mbak Rewang saya lagi pulang kampung, jadi ya sudah saya jadikan ini me time bareng keluarga. Anak-anak saya juga nggak pernah ke mall, playground, dan bahkan minimarket selama pandemi. I think they deserve a little holiday.
Saat itu, ada diskon juga di Tiket.com. Suami langsung request untuk nginep di Grand Dafam, katanya makanannya enak (hmm.. apa iya? :p). Saya nggak langsung acc. Saya komparasi dulu sama beberapa hotel lain, saya cek Instagramnya, saya telpon hotelnya soal gimana penerapan protokol kesehatan, sarapan, dll. Baru deh memutuskan di Grand Dafam. Saya dapat harga lumayan miring, sekitar 1.100 untuk 4 hari 3 malam, kamar Superior dengan sarapan, non smoking. Lumayan, kan? Hihihi. Harga normalnya 600ribuan per malam. Overall, saya puas dan nyaman selama staycation di Grand Dafam meskipun di tengah pandemi. Menurut saya, Grand Dafam Surabaya ini adalah salah satu hotel bintang 4 yang bagus di Surabaya. Aksesnya pun mudah karena hotel di tengah kota Surabaya, depan hotel ada Circle K, ada orang jualan nasgor, dekat Delta Plaza Mal juga (kalau butuh ngemol).
Pada postingan ini, saya akan bahas kondisi kamar, kamar mandi, makanan saat sarapan, pelayanan umum, dan protokol kesehatan secara keseluruhan.
Suasana Kamar
Saya memesan kamar Superior Twin. Namun, karena saya bawa anak-anak dan sama suami, saya minta kasurnya diganti dengan satu ranjang besar dan dituruti sama pihak hotel. Request lainnya, saya minta lantai atas, alhamdulillah, dikasih juga. Kamarnya cukup luas menurut, sekitar 28 meter persegi dan sangaat nyaman. Saya suka banget sama mood kamarnya, pemilihan warna dinding, furnitur, dan lampu. Jendelanya juga besar, jadi kalau siang atau sore mau dapat cahaya alami bisa banget tinggal geser gorden.
Fasilitas kamarnya ada LED TV dengan banyak channel menarik, ada buku channel-nya juga jadi nggak bingung kalau mau milih. Anak-anakku suka banget, di hotel nontonin Disney channel mulu hehehe. Ada kulkas kecil yang dingin, bisa buat nyimpen makanan dan minuman. Saya sempat minta kunci kulkas dan diberikan, soalnya pintu kulkas dipakai anak kedua mainan mulu, huh. Toiletries standard, yaa, dapat tas laundry yang lumayan buat wadah pakaian kotor. Sandal hotelnya juga cukup bagus dan nyaman untuk dipakai ke restoran aja. Ada teh dan kopi, standar juga.
Untuk furnitur, jamnya cakep bangeet. Di bagian atasnya bisa untuk nge-charge handphone gitu yah kalau nggak salah. Kamar ini juga ada area gantungan baju dan ada lemari pakaian. Beneran lemari, karena ada pintunya gitu loh dan itu buat menaruh pakaian yang terlipat, bukan digantung. Meja di bagian bawah TV juga besaar banget bisa untuk menyimpan tas dan berbagai jajanan anak-anak.
Ada satu meja kerja sekaligus meja rias. Lumayan nyaman juga untuk dipakai kerja sama suami dan aku untuk ikut kelas online. Pemandangan dari kamar juga bagus, saya bisa melihat monumen kapal selam, jadi ada obrolan deh sama anak-anak. Hehehe. Anyway, utuk strategisnya lokasi, Grand Dafam ini termasuk hotel dekat Stasiun Gubeng Surabaya dan berada di tengah kota.
Kamar Mandi
Barangkali, ini adalah satu-satunya area yang tidak saya sukai. Sebab, kamar mandinya sempit, terutama kalau buka pintu. Kloset duduk ada di belakang pintu, tapi, begitu pintu dibuka, depannya udah kaca dan wastafel.
Shower-nya pakai hand shower dan ini saya bersyukur banget, karena fleksibel kalau buat mandikan anak-anak. Airnya deras dan hangat. Dahlah, nyamaan banget!
Makanan dan sarapan
TBH, harus saya katakan bahwa rasa makanan saat sarapan biasa saja. Namun, untuk variasinya lumayan banyak. Mereka ada satu stand untuk makanan khusus, seperti soto. Lalu, ada sushi, besoknya ada crepes. Menu anak ada sereal, roti, puding, beda-beda tiap harinya. Sementara untuk makanan utama ada dua jenis, ada yang menu modern dan menu jawa. Kalau menu jawa, biasanya mereka ada nasi kuning, bisa nasi putih juga, lalu ada lodeh, sambal goreng tempe, dan lauk lain. Sementara untuk menu modern, menunya nasi goreng, ada dua lauk, dan sayur tumisan. Oh, ya, mereka juga menyediakan bubur, kok.
Meskipun menurut saya makanan nya biasa saja, ada satu yang sangat memikat lidah saya. Sampai saya amati dan rasakan betul bumbunya apa. Saya tuh nyesel banget karena baru mencoba sambal goreng tempe pas hari terakhir, nyatanya, lezaaat banget! Cobain aja dah! Nggak terlalu pedas, tapi pas rasa manis, gurih, dan pedasnya. Tempenya pun nggak oily, karena kayaknya dipanggang gitu, saya sempat lihat ada bagian yang agak kehitaman seperti bekas dipanggang.
Saya sempat juga memesan makanan untuk diantar ke ruangan, yaitu klepon dan korean garlic bread. Dua-duanya enak, saya suka. Anak-anak saya doyan banget kleponnya.
Pelayanan umum lainnya
Hotel ini menyediakan valet parking. Ini ngenakin suami saya, sih, soalnya dia tinggal naruh mobil di depan terus diparkirkan. Anak saya juga sempat menumpahkan susu coklat di kasur, itu saya langsung lapor dan khawatir kena denda yah karena kan sepreinya jadi coklat banget. Ternyata enggak dan langsung ditangani beberapa menit setelah saya telepon FO. Hotel ini juga punya fasilitas kolam renang dan gym yang berdekatan dengan restoran, tapi saat pandemi, ditutup. Bagus, lah!
Penerapan Protokol Kesehatan
Secara keseluruhan, terlihat cukup baik. Seluruh petugas mengenakan masker, ada yang ber-face shield. Mereka juga mengenakan sarung tangan, terutama para pegawai di restoran dan front office. Ada pengecekan suhu sebelum masuk hotel, area publik ditutup seperti kolam renang dan gym, juga ada penerapan social distancing pada restoran. Cuma untuk kamar, mereka nggak ngeplastikin bantal, handuk, dan lain-lainnya. Saya sempat menemui protokol yang lebih rapi di Santika Medan. Mungkin masalah preferensi aja, ya. Buat saya nggak masalah asalkan mereka memastikan ruangan sudah dibersihkan dengan baik. Alhamdulillah sepulang nginep pun kami semua sehat, berarti tidak ada apa-apa di hotel, insyaa Allah.
Yang aku suka adalah penerapan protokol di restoran. Jarak antar kursi cukup jauh, ada sebagian meja yang menggunakan separator. Selain itu, ruangan restoran pun cukup besar, jadi nggak khawatir kalau ramai, tinggal duduk agak jauh aja. Pegawai juga mengambilkan makan, nggak nyendokin sendiri-sendiri. Ini tentu lebih aman ketimbang tamu mengambil makan sendiri.
Hanya saja, saya ada koreksi. Jujur saya sempat khawatir saat buka kulkas kamar, eh ada minuman milik tamu sebelumnya yang tertinggal. Ini berarti kan nggak dicek dulu, juga kurang bersih saat merapikan kamar. Akhirnya ya saya buang sendiri dan saya komplain. Mereka juga sudah membuka untuk event. Ketika saya kesana, ada acara ulang tahun anak yang tamunya cukup banyak. Sudah begitu, tamunya pada gak pakai masker pula. Hadeuh.
Selebihnya, yang bandel tuh orang-orang yang nginep. Soalnya, ada aja yang nggak pakai masker, terutama saat naik lift. Saya sempat menghadang segerombolan ibu-ibu dan anak-anaknya yang mau masuk lift bersama dengan saya, suami, dan anak-anak saya. Padahal sudah jelas itu di dalam lift sudah ada 4 orang, masih mau ditambah 8 orang lagi. Sinting! Langsung saya stop, “Maaf, Bu, harus jaga jarak, nggak boleh terlalu penuh liftnya.”
Jika kamu mau menginap di Grand Dafam Surabaya, pastikan untuk update dan menelepon terlebih dahulu bagaimana mereka menerapkan protokol kesehatan. Karena, protokol ini berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan kebijakan daerah.
Ok, segini aja, yah. Semoga bermanfaat. Anyway, kamu sudah pernah nginep di Grand Dafam Surabaya? Bagikan pengalamanmu di sini, dong 🙂
saya udah lama ga staycation euy, udah pengen banget staycation tp masih agak deg2an sama corona 🙁
wah ini nih yang memang harus diutamakan bagaimana kondisi di tempat yang mau dituju sudha menerapkan protokol kesehatan ataukah belum biar kita juga nyaman disana
saya pernah nyoba yang di Jakarta, nyaman banget suka dengan interior ruangan hotelnya, tapi belum pernah nyobain yang Surabaya, hope someday bakal nyobain, aamiin
Lobinya bagus ini Grand Dafam Surabaya, bisa jadi untuk rekomendasi nanti kalau ke Surabaya nih. Staycation saat pandemi gini tuh emang harus banget milih hotel yang menjalankan protokol kesehatan dengan ketat nih.
Staycation pas liburan emang asik banget sih, rasanya penat hilang hehe. Sarapannya juga enak kayanya!
Kalo liat orang staycation jadi pengen ikutan juga tapi suamiku masih belum mau diajak staycation semenjak pandemi huhu
Barokallah senangnya ya BUn masih bisa menikmati stacation bersama keluarga
aku dah nggak pernah ke mana-mana, sehat-sehat sekeluarga ya Bun.
you know what, aku rindu deh makan menu sarapan di hotel, serindu itu, apalagi omelette-nya hehehhe
Aku pernah di Dafam Jogjaa…
Seneng banget karena waktu itu belum pandemi.
Heuheuu…kalo pandemi masih boleh renang gak?
Staycation memang paling oke yaa mba dan aku sukaa menikmati waktu bersama keluarga yang pastinya menyenangkan bangeet
Wah, masih ada juga ya tamu yang bandel masih mau terobos lift. Kalo di tempat umum gitu yg bikin kesel emang kalo kitanya uda taat aturan tp org lain masih ngeyel. 😤
mumpung harga hotel lagi turun ya mbak manfaatkan staycation sama keluarga.. hihi..
Pingback: Review Staycation Doubletree by Hilton Surabaya saat PPKM Level 3
Pingback: Paket Internet Rumah MyRepublic Andalan Keluargaku
Pingback: Rekomendasi Kuliner Semarang yang Sudah Saya Coba