Hal yang menarik dari Kota Semarang adalah rekomendasi kuliner Semarang dan wisata Kota Semarang. Kebetulan, suami saya memiliki jatah untuk menginap di kota Semarang. Akhirnya, kami berangkat berdua saja. Sekilas seperti honeymoon, padahal di kamar kami ya kerja aja buka laptop lagi. Hahaa… Anyway, ini adalah pertama kalinya saya ke Kota Semarang.
Kami naik mobil berdua lewat jalan tol. Sungguh sangat membantu, Surabaya Semarang jadi terasa cukup dekat. Suami sudah mewanti-wanti agar saya tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap Kota Semarang. Sebab, suami saya memiliki kesan yang buruk ketika pergi ke Kota Semarang beberapa tahun lalu. Menurut suami saya, jalanan Kota Semarang itu sangat padat, tidak teratur, dan macet.
Saya sih terbiasa untuk tidak berekspektasi tinggi ketika bepergian ke kota baru, kecuali kalau saya memang ada target tertentu. Lha kok ternyata… Kota Semarang nggak seburuk itu, lho! Pada postingan ini, saya akan berbagi cerita tentang kesan pertama saya pada Kota Semarang dan kuliner Kota Semarang 2022 yang layak kamu coba.
Kesan Pertama pada Kota Semarang
Saya beruntung karena cuaca cukup cerah dan panasnya tidak jauh berbeda dengan Kota Surabaya. Mending begini sih, daripada hujan, malah repot kalau bepergian. Nah, ternyata, jalanan Kota Semarang tidak seperti tahun 2012-an ketika suami saya ke Kota Semarang. Macetnya standar aja, namun yang paling penting, pedagang kaki lima di pinggir jalan yang dulunya suka bikin macet itu sudah lebih tertib.
Kesan pertama adalah mengenai lalu lintas, yang kami keluhkan selama di Semarang adalah rambu dan arahan yang tidak jelas. Menyebalkan sekali untuk kami yang buta Semarang, apalagi terkadang Google Maps tidak begitu membantu. Syukurlah kami tidak sampai ketilang ama pak pulici.
Kedua, mengenai pom bensin yang kecil dan sempit. Kami sempat menunda untuk beli bensin dan memutuskan mencari pom bensin lain ketika melihat antrian pom bensin terdekat sudah penuh. Mana tempatnya sempit. Lha ternyata, pada pom bensin selanjutnya pun ya demikian! Pengalaman ini sempat saya ceritakan pada postingan tentang review Hotel Harris Semarang.
Ini berbeda jauh dengan Surabaya yang memiliki banyak pom bensin yang cukup lapang. Sehingga kalaupun antri, ngga terlalu kebingungan dan nggak membuat kita kudu beralih ke opsi bensin yang lebih mahal.
Ketiga, mengenai kuliner Semarang. Ini sih yang saya suka… kulineran di Semarang lumayan menyenangkan karena banyak beragam menu yang lezat! Hanya saja, buat yang muslim, perlu lebih berhati-hati karena ada beberapa street food yang tidak menyertakan tulisan pork atau babi pada makanan yang mereka jajakan. Saya nyaris tertipu ketika hendak membeli cemilan di dekat Ayam Goreng Pak Supar. Untung saja saya sempat Googling duluan, jadi tau kalau gorengan tersebut mengandung pork. Hehehe.
Rekomendasi Kuliner Semarang 2022
Sudah menjadi kebiasaan saya untuk melempar question box ke teman-teman online di Instagram. Saya meminta rekomendasi mereka tentang kuliner di Semarang yang patut saya coba. Jawabannya ada beragam, saya sampai kebingungan.
Saya spill satu-satu, ya. Menurut teman-teman online saya di Instagram, rekomendasi kuliner Semarang 2022 ada Ayam Goreng Pak Supar (banyak yang merekomendasikan), Leker Paimo, Kopi blirik, Bakmie Jowo Dul Numani, Soto Pak Met Indraprasta, Tahu Petis Prasojo, Mie Kopyok (ada beberapa lokasi yang recommended), Pecek Bu Sumo, Payu Ceker, JJ Steak, Nasi Koyor, Sate Kambing 99, dan Nasi Ayam Bu Sami atau Bu Wido.
Sementara untuk rekomendasi oleh-oleh Semarang 2022 ada Lunpia Cik Meme, Lunpia Mbak Lien Pemuda, dan Moaci Gemini. Saya akan mengupas di sini beberapa rekomendasi kuliner Semarang yang telah saya coba.
Ayam Goreng Pak Supar
Sepulang dari Lawang Sewu, kami langsung menuju Ayam Goreng Pak Supar yang banyak direkomendasikan oleh teman-teman online. Saya pun sudah melakukan survei melalui ulasan Google Bussiness dan saya pun ingin menjajalnya. Penasaran, sebab, biasanya sajian ayam goreng di Jawa Tengah itu begitu menggugah.
Benar saja, Ayam Goreng Pak Supar ini memiliki rasa yang sangat lezat dan tekstur yang sangat empuk! Gurih dan terasa sedikit manis, bumbunya juga terasa sangat meresap ke dalam. Suami saya yang awalnya skeptis dan merasa bosan makan ayam, jadi ketagihan banget. Ayam goreng ini disajikan dengan nasi putih panas dan sambel. Kita bisa request ati ampela yang juga saya rekomendasikan!
Selain ayam goreng, tempat makan tersebut juga menyajikan menu lain yakni sop buntut. Isinya ya cuma sop buntut atau sop daging nyel dan irisan wortel. Rasanya kuahnya sih menurut saya cukup segar dan gurih, saya tidak melihat ada banyak bumbu aneh-aneh seperti resep sop buntut ibu saya. Akan tetapi, dagingnya itu empuuuukk buanget! Tingkat keempuk-annya itu mirip seperti sop buntut Warung Leko.
Cara Pesan Ayam Goreng Pak Supar
Jangan kaget kalau antrian di Ayam Goreng Pak Supar cukup panjang. Sudah begitu, tempat makannya sempit banget. Mereka menyediakan sekitar 8 bangku panjang yang bisa diisi oleh 4 orang dan bisa campur-campur gitu! Jadi, jangan ngeyel minta makan berdua aja sama suami. Sebab, bangku kosong disebelah kita akan diisi oleh pelanggan lain. Kalau melihat konsepnya sih, enak untuk makan bareng sama teman-teman atau keluarga besar, ya.
Begitu masuk, langsung bilang kalau mau pesan. Kita akan diberi nomor antrian dan setiap ada bangku kosong, kita akan dipanggil sesuai nomor yang kita terima. Kita juga akan ditanya, “Pakai sop atau tidak?”
Mereka tanya begitu sebab sistem pemesanan di Ayam Goreng Pak Supar ini mirip seperti restoran padang. Kita akan diberi satu piring berisi sekitar 4 goreng ayam dan sambel. Kalau kita nambah sop dan ati ampela, ya mereka akan memberi sesuai yang kita pesan.
Jadi, kita tidak bisa bilang “satu atau dua porsi ayam”. Ambil secukupnya, lalu nanti ketika saat membayar, pegawai akan menanyai apa saja yang kita pesan dan berapa ayam yang kita ambil.
Kalau saya dan suami kemarin, sih, 4 potong ayam itu ludes des. Itu pun kami masih nambah ati ampela dan memesan sop buntut. Eh, yang nggragas bukan kami berdua saja, lho. Ada dua mbak-mbak pegawai yang makannya juga agak beringas wkwk. Saking lezatnya siih… jadi makan terasa sangat nikmat. Kalau ke sini, sebaiknya dalam kondisi lapar, ya!
Oh, ya. Kita bisa memesan es jeruk dan es teh. Saya merekomendasikan es jeruknya sih, karena terasa sangat segar. Ketika makan, di depan tuh ada yang jualan mangga gadung dan dia ikut nebeng dengan cara menyediakan “pesan antar” bagi konsumen yang makan di dalam.
Harga Ayam Goreng Pak Supar
Nah, saya agak lupa nih berapa rincian harga Ayam Goreng Pak Supar. Seingat saya, pesanan saya dan suami habis sekitar 130ribuan. Yang saya ingat betul, 4 potong ayam itu harganya 94 ribu. Lumayan mahal ya, bund, tapi ya memang nikmat banget sih.
Kita harus menyediakan cash karena Ayam Goreng Pak Supar tidak menerima gesek, QRIS, atau transfer. Saya juga tidak mendapat nota, tetapi, mungkin bisa minta ya.
Keunikan Ayam Goreng Pak Supar
Ada hal yang saya perhatikan di Ayam Goreng Pak Supar, yakni mereka menamai setiap bangku dengan tim sepak bola. Jadi, ada stiker yang tertempel di pinggir bangku. Ada sejumlah tim luar dan lokal seperti MU, Liverpool, Persebaya, dan PSIS.
Mereka pun memanggil pesanan dengan menyebut tim bola, seperti, “Persebaya sop siji.” Kocak, sih, menurut saya.
Sepertinya juga resep Ayam Goreng Pak Supar ini sudah turun temurun. Ada lukisan seseorang yang mendorong gerobak untuk berjualan ayam. Lukisan itu seperti dipotret dari belakang. Saya asumsikan beliau adalah generasi pertama atau justru Pak Supar sendiri.
Keunikan lainnya yang susah saya lupakan adalah penyanyi di depan warung. Ada beberapa hal yang kurang saya sukai, seperti bangku yang berdempetan. Ini sangat berbahaya kalau kasus covid lagi tinggi. Selain itu, metode ala rumah makan padang itu juga tidak higienis apabila ada orang yang hanya mengambil 1 atau 2 potong ayam saja. Sudah begitu, banyak juga yang tidak tahu diri merokok di dalam ruangan yang sempit itu.
Hal lainnya yang perlu kamu perhatikan adalah parkiran mobil yang sangat terbatas. Eh, bahkan tidak ada! Kita harus parkir paralel di pinggir jalan dan berdoa agar tidak terlalu ramai agar bisa parkir dekat dengan warung. Jangan khawatir, ada jukir yang cukup ramah dalam membantu kita parkir.
Tahu Petis Prasojo Simpang Lima
Saya dan suami tidak sempat menjajaki beragam kuliner di Simpang Lima. Kami tidak bisa karena waktu sudah habis untuk leyeh-leyeh dan bekerja di kamar hotel. Sehingga solusinya adalah Go-Food aja! Syukurlah Tahu Petis Prasojo ini tersedia di Gofud jadi solutif banget buat kami yang mager tapi masih kepengin nyicipin kuliner Semarang.
Apa kelebihan Tahu Petis Prasojo ini? Sebetulnya rasa gorengannya biasa saja dan cenderung kurang gurih. Saya membeli tahu petis dan tempe mendoan kesukaan suami. Akan tetapi, begitu sudah dicocol sama petis, wuah… rasanya jadi beda dan lezat. Jujur saja menurut saya gorengan ini cukup ngangenin. Padahal, saya nggak biasanya doyan aneka gorengan.
Menurut saya cita rasa ini ada pada petis Semarang yang rasanya lezat. Saya tinggal di Sidoarjo dan di sini juga merupakan penghasil petis. tetapi, petis Sidoarjo yang siap makan untuk gorengan teksturnya tidak se-kental petis Prasojo ini. Menurut saya, ini salah satu yang worth to try. Harganya kalau di go-food tentu agak mahal, ya, tapi masih oke, kok. Saya pesan segini banyaknya habis 50.600.
Sate Kambing dan Tengkleng Rica Echo Mak’e Enni Kusumawardhani
Saya perhatikan, ada banyak rekomendasi kuliner Semarang berupa sate kambing dan tengkleng. Karena tidak sempat menjajaki satu per satu, kami putuskan untuk membeli via go-food yang ratingnya oke dan jaraknya cukup dekat dari Hotel Harris Semarang. Akhirnya, ketemu dengan Sate Kambing dan Tengkleng Mak’e Enni Kusumawardhani.
Menurut saya, menu yang saya pesan lumayan enak. Saya memesan satu porsi sate kambing dan satu porsi tengkleng rica, sesuai menu andalan di warung tersebut. Saya menghabiskan 133.700 ribu untuk makanan dan transport gojek. Kemasan tengkleng ricanya juga tidak menyulitkan untuk saya yang menginap di hotel, mereka menggunakan kemasan box transparan. Gelem bondo, ya. hehe.
Bagaimana untuk rasa? Cukup lezaaattt menurut saya! Daging satenya empuk, begitu pula daging tengkleng ricanya. Rasa pedesnya pas dan porsi tengkleng cukup banyak. Oya, mereka membekali potongan kubis yang sangat bermanfaat buat kami, biar ada sayurnya dikit-dikit gitu. Saya dan suami makan sangat banyak hahaha. Karena porsi tengklengnya banyak, kami sampai nggak sanggup menghabiskannya. Recommended!
Sendok Bebek Atmodirono
Sepulang dari Lawang Sewu dan makan di Ayam Pak Supar, kami kelelahan. Saat malam tiba, bimbang banget rasanya. Sebab, kami merasa agak kenyang tapi tetap butuh makan malam. Saya dan suami pun memutuskan makan chinesee food yang relatif mudah cocok di lidah kami. Sudah nggak kuat rasanya kalau order sate-satean dan makanan berat lainnya. Saya mencari lagi restoran di go-food dan ketemu dengan resto bernama Sendok Bebek Atmodirono.
Lokasinya cukup dekat dengan hotel Harris Semarang, harganya pun standar saja. Saya lupa menghabiskan berapa, tapi seingat saya tidak sampai 100 ribu. Mie ayam menjadi pilihan saya, sementara suami pesan nasi goreng. Saya juga memesankan kerupuk pangsit kesukaan suami. Soal rasa? Biasa sajaaa… apalagi krupuk pangsitnya yang nggak kriuk dan kurang gurih.
Penutup
Saya ke Semarang memang hanya 3 hari 2 malam. Jadi, sudah pasti perut kami tidak mampu mencicipi semua rekomendasi kuliner Semarang 2022 yang sangat lezat di sana. Saya bahkan belum sempat ke Lekker Paimo dan sejumlah kuliner hits di sana. Mungkin perlu ke Semarang lagi nih dan tentunya harus dengan perut dan berat badan yang agak turun. Sebab, baru juga 3 hari 2 malam, berat badan saya sudah naik 2 kg! Duuhhh….
Bagaimana dengan pengalaman kulineran kalian selama di Semarang? Cerita di sini, yuk!
Semarang memang yang paling bikin capek adalah cari tempat parkir. Sering batal ke suatu tempat karena ga bisa parkir
lunpia semarang sama moaci gemini tu wajib banget kalau ke semarang mba, duh jadi pengen wkwkwk
Ayam gorengnya 4 potong 94.000 mihil juga ya, Mbak. Hahahaha. Tapi kalau maknyusss nggak nyesel sih. Kapan-kapan kalau aku ke Semarang lagi pengin coba.
Btw, Mbak Nabilla next time kalau ke Semarang bisa cobain Chiffon Cake Pelangi, Mbak. Itu enak banget sih dabest.
wah belum pernah aku nyengajain jalan2 kuliner di semarang. paling lewat aja untuk sekadar beli oleh2. pernah nyobainnya bandeng presto semarang sama lumpianya. oishikatta!
Ih asik niiih, aku udah lama banget pengen main ke semaraaang, terima kasih rekomendasinyaa, mau save dulu ah masukin wish list hihi
Wah jadi inget dulu pernah kulineran juga di Semarang, kota penuh kenangan bagiku, jadi pengen ke sana lagi deh…mau kulineran lagi ah hehe…
Harga Ayam Pak Supar kalau dapat 4, 94 ribu, rasanya masih masuk akal yaa..
Mengingat rasanya yang enak, heheh…tapi ya kalau antrinya bikin lafaarr, mungkin kalau pas kepepet uda laper banget, mendingan makan cemilan dulu kali yaa.. Atau datang di jam-jam sepi?
Semarang asik banget yaa…kulinerannya dirindukan.
aku jadi pengen cobain semuaaa deh mbaa.. makanan yang di Semarang asli enak – enak semuaa yaa
Saya beberapa kali jalan ke Semarang mbak dan menyenangkan banget. Btw saya penasaran dengan Ayam Goreng Pak Supar nih, sajiannya menarik dan sepertinya pas di lidah.
Eh aku tinggal di semarang belum pernah ke pak supar mbak hahaha, weekend ah mau ke situ. Aku setuju sih kalau pom bensinnya kecil2, pom yg ukurannya lebih besar itu biasanya ada di jalur pantura atau semarang jogja mbak