Lompat ke konten

Masyarakat Adat dan Hutan: Lindungi Mereka, Selamatkan Kita

masyarakat adat

Bagi kita yang berada jauh dari hutan, terkadang ada ya perasaan sangat terbatas untuk berkontribusi. Paling yang bisa kita lakukan adalah membiasakan gaya hidup sehat, minimalis, dan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Kalau kita ada budget lebih, kita bisa melakukan adopsi pohon dan mendukung perekonomian lokal.

Namun, sebenarnya, ada lho cara yang bisa kita lakukan selain yang saya sebutkan di atas. Sudah begitu, cara ini gratis. Nggak ada biaya, nggak berat, dan sudah pasti sangat berdampak pada keberlangsungan hutan dan kesehatan kita di masa depan.

Cara itu adalah melindungi masyarakat adat. Merekalah yang tinggal paling dekat dengan hutan dan memiliki metode terbaik dalam menjaga hutan. Sebab, bagi masyarakat adat, hutan merupakan tempat tinggal mereka dan sumber penghidupan. Mereka mencintai hutan seperti mencintai diri mereka sendiri, ketergantungan masyarakat adat pada hutan sangat besar.

Ini tentu berbeda jauh dengan kita yang tinggal di wilayah perkotaan. Mayoritas dari masyarakat perkotaan tidak terlalu memahami seberapa penting hutan untuk masa depan kita.

Melalui postingan ini, saya akan memperkenalkan masyarakat adat pada kalian. Topik ini menarik banget menurut saya, sebuah topik yang dulunya sering saya kaji dari sudut pandang keilmuan hukum dan sekarang bisa saya tulis dengan lebih luwes di blog setelah mengikuti Gathering Online #EcoBloggerSquad. Baca sampai selesai, ya!

masyarakat adat dan hutan
Gathering online Eco Blogger Squad bersama Kak Mina dari AMAN

Siapa, sih, Masyarakat Adat itu?

Sebetulnya, ada banyak definisi mengenai masyarakat adat. Akan tetapi, karena kita tinggal di Indonesia, saya akan memberikan definisi yang paling sesuai dengan hukum. Dalam pandangan hukum, sebutan untuk masyarakat adat adalah masyarakat hukum adat. Ada kata “hukum”nya sebagai penguat keududukan mereka. Akan tetapi, secara umum, kita cukup menyebut mereka sebagai “masyarakat adat” saja.

Menurut RUU Masyarakat Adat yang sejak dulu belum jadi-jadi ituuu (hahaha) Masyarakat Adat adalah sekelompok orang yang hidup secara turun temurun di wilayah geografis tertentu, memiliki asal usul leluhur dan/atau kesamaan tempat tinggal, identitas budaya, hukum adat, hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan hidup, serta sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum.

Dapat kamu lihat pada pengertian di atas, bahwa ada sejumlah kata kunci dalam mendefinisikan masyarakat adat. Seperti sekelompok orang yang hidup secara turun temurun, ada di wilayah geografis tertentu, memiliki asal usul leluhur, serta identitas dan hukum adat yang kuat.

Sementara menurut AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), masyarakat adat memiliki sejumlah karakteristik dan unsur yang membedakan dengan masayrakat umum. Beberapa karakteristik tersebut antara lain memiliki kesamaan identitas budaya, memiliki sistem nilai dan ilmu pengetahuan, wilayah adat, serta hukum adat dan kelembagaan adat.

Ada Berapa Jumlah Masyarakat Adat di Indonesia?

Fyi, dari definisi di atas tadi sebetulnya sudah ada clue bahwa masyarakat adat ini sudah ada lebih dulu sebelum Indonesia merdeka. Dapat dikatakan pula bahwa masyarakat adat yang membentuk serta membangun pondasi Ibu Pertiwi.

Sebaran masyarakat adat sebetulnya sangat luas, meliputi berbagai daerah di Indonesia. Data dari KataData, sebaran masyarakat adat di Indonesia mencapai 70 juta jiwa yang terbagi menjadi 2.371 komunitas adat. Komunitas adat ini juga ada serta tersebar di 31 provinsi di Indonesia.

Sebaran Komunitas Adat terbanyak berada di Kalimantan dengan jumlah mencapai 772 Komunitas Adat dan Sulawesi sebanyak 664 Komunitas Adat.

Adapun di Sumatera mencapai 392 Komunitas Adat, Bali dan Nusa Tenggara 253 Komunitas Adat, Maluku 176 Komunitas Adat, Papua 59 Komunitas Adat dan Jawa 55 Komunitas Adat.

– KataData

Hingga tahun 2018, luas wilayah adat yang sudah dipetakan mencapai 10,86 juta hektare (ha). Bagaimana yang belum? Banyak sekali! Itulah mengapa masyarakat adat perlu perlindungan dan dukungan dari kita, sebab, posisi mereka sangat rentan. Tanah dan rumah mereka sering menjadi objek permasalahan hukum dengan berbagai pihak yang lebih tinggi. Hal itu membuat posisi masyarakat adat pun semakin lemah.

masyarakat adat
Sebaran masyarakat adat Indonesia (sumber: Kata Data)

Keunikan Masyarakat Adat

Kalau sedang traveling di Indonesia, pernahkah kamu memperhatikan masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata? Bisa saja ada sebagian dari masyarakat lokal tersebut yang termasuk masyarakat adat. Di Jawa Timur misalnya, kalau kamu berwisata ke Bromo, akan berjumpa dengan Suku Tengger atau Masyarakat Adat Tengger.

Eksistensi Masyarakat Adat Tengger ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara yang akan mengunjungi Gunung Bromo. Beberapa dari masyarakat adat bekerja sebagai pemandu wisata lokal, ada pula yang menyewakan penginapan, jeep, hingga kuda. Tak hanya itu, pada upacara adat tertentu, lokasi wisata pun menjadi sangat padat. Seperti Upacara Kasada dan Ritual Mendak Tirta.

Budaya yang Kaya dan Amat Berharga

Apa yang membuat Indonesia begitu Indonesia tanpa kehadiran budaya asli kita? Budaya itulah yang diciptakan melalui sistem nilai dan ilmu pengetahuan masyarakat adat, kemudian dijaga dan diwariskan secara turun temurun. Pernah, nggak, kamu penasaran dari mana asalnya beragam motif tenun yang unik dan jarang memiliki kesamaan antara satu produk dengan yang lain? Tentu dari kreatifitas penenun yang merupakan bagian dari komunitas adat.

Khusus untuk bagian budaya berupa aneka produk fashion, saya amat bangga dengan kreatifitas dan beragam ciptaan masyarakat adat Indonesia. Sebab, banyak produk lokal kita yang menginspirasi beberapa designer ternama yang telah memiliki reputasi secara internasional dan menjadi fashion item yang menyita perhatian di runway.

Terkadang, saya jadi tertawa sendiri melihat tas anyaman kandang ayam atau tas yang biasa dipakai nenek saya berbelanja ke pasar ketika saya masih kecil, mendadak menjadi tren di kalangan seleb Hollywood!

Ragam Kuliner yang Menggugah Selera

Tak hanya persoalan fesyen, masyarakat adat juga memiliki cara tersendiri untuk mengolah beragam makanan. Biasanya, mereka mengambil bahan-bahan dari hutan dan alam di sekitar. Olahan ini bisa untuk santapan, ada juga yang diperuntukkan sebagai pengobatan tradisional.

Ketika saya sedang traveling, saya selalu menyempatkan untuk mencicipi kuliner lokal. Seperti mie aceh dengan rempah yang kaya dan mendapat pengaruh dari berbagai budaya lintas negara (India dan Tiongkok) dan kopi yang khas di beberapa daerah seperti Medan dan Bali.

Bukan hanya hasil makannnya saja yang memikat lidah, proses pembuatannya pun sangat khas dan menjadi proses yang autentik. Pernah dengar se’i sapi, kan? Se’i merupakan oalahan daging yang telah melalui proses pengasapan. Proses ini pun turun temurun diajarkan dan dilestariakn oleh masyarakat adat di NTT. Konon katanya, berbagai restoran se’i yang tersebar di Jawa sudah kurang autentik prosesnya. Hehehe.

Relasi yang Intim Antara Masyarakat Adat dan Hutan

Sampai sini, saya yakin kamu sudah ada gambaran mengenai tempat tinggal masyarakat adat. Hutan yang menjadi kediaman mayoritas masyarakat adat ini kerap disebut sebagai hutan adat. Bagi masyarakat adat, hutan adat ini sangat esensial karena sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Hutan adat tak hanya menjadi rumah, tetapi juga sumber pangan dan mata pencaharian mereka.

Kendati hutan adat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat adat sehari-hari, eksploitasi tidak ada dalam kamus mereka. Sebab, tujuan memanfaatkan hasil hutan bukanlah untuk mencari keuntungan semata. Inilah yang membedakan antara pengelolaan hutan oleh masyarakat adat dan oleh pengusaha. Masyarakat adat turut memikirkan generasi yang akan datang.

Oh, ya, ada satu aspek yang sangat erat dalam masyarakat dan lupa saya perkenalkan di awal, yakni religius magis. Saya ingat betul istilah ini ketika sedang mengikuti kelas Hukum Adat. Religius magis ini merupakan konsep kepercayaan masyarakat adat terhadap alam dan pencipta mereka. Masyarakat adat mempercayai adanya area terlarang di hutan, serta berbagai do’s and don’ts ketika sedang memanfaatkan hasil hutan. Oleh karena itu, biasanya, berbagai keputusan tentang aktivitas di hutan selalu melibatkan petinggi adat atau ketua adat. Ada konsep musyawarah, izin, dan berbagai prosedur secara adat lainnya.

Karena kita sudah paham bahwa masyarakat adat dan hutan itu memiliki relasi yang sangat erat dan intim, sudah pasti masyarakat adat akan menjaga hutan sepenuh hati. Hal ini sudah terbukti puluhan bahkan ratusan tahun. Eksistensi hutan kita tetap terjaga berkat pemeliharaan dari masyarakat adat di hutan. Justru biasanya, regulasi dan berbagai perizinan yang kurang pro terhadap lingkunganlah yang merusaknya.

Melindungi Masyarakat Adat dan Hutan, Menyelamatkan Masa Depan Kita

Barangkali perlu saya ingatkan lagi betapa pentingnya kehadiran hutan dalam menjaga kehidupan kita. Nyaris semua kebutuhan dasar kita disokong oleh hutan. Mulai dari udara segar, sumber pangan, sumber rekreasi, hingga air yang bersih merupakan hasil “kerjaan” hutan kita. Di Indonesia sendiri ada beragam jenis hutan, seperti hutan hujan tropis, hutan gambut, hutan mangrove, hutan lindung, hutan produksi, hutan adat, dan berbagai jenis lainnya.

Hutan memiliki fungsi yang berbeda-beda apabila kita lihat dari jenisnya. Akan tetapi, secara umum, hutan berfungsi untuk melindungi beragam jenis spesies flora dan fauna. Hutan lindung dan hutan adat juga menjadi penopang utama kehidupan masyarakat adat yang bergantung secara langsung pada kekayaan alam Nusantara. Sementara hutan gambut mampu menjadi “spons” yang secara flekisbel mampu menampung hingga 30 persen jumlah karbon dunia agar tidak terlepas ke atmosfer.

Fungsi hutan secara umum yang juga harus kita garisbawahi adalah mencegah perubahan iklim, bencana alam, hingga menjadi penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Saat ini, kita sedang menghadapi ancaman dampak perubahan iklim yang sangat nyata. Pekerjaan saya yang tidak berhubungan langsung dengan iklim pun juga terdampak akibat perilaku alam yang susah ditebak.

Kita mungkin bisa melakukan berbagai upaya dari jauh, akan tetapi, upaya dari dekat juga tidak bisa kita sepelekan. Salah satu yang bisa kita lakukan dengan gratis adalah mendukung perlindungan untuk masyarakat adat. Perlindungan yang kuat untuk masyarakat adat hanya bisa terwujud apabila Undang-Undang Masyarakat Adat bisa segera sah. Draft regulasi itu sudah ada sejak saya kuliah, sekitar tahun 2010an. Hingga sekarang saya memiliki dua orang putri, draft itu masih belum jadi-jadi!

Perlindungan bagi masyarakat adat dan hutan ini menjadi sangat penting karena masyarakat adat sering kalah ketika harus berhadapan dengan ketidakadilan kebijakan dan perizinan di wilayah mereka. Banyak kasus pertanahan, tumpang tindih lahan, ancaman, hingga berbagai tindakan yang membuat mereka meregang nyawa. Kalau terus begitu, bagaimana mereka bisa menjaga hutan dengan sebaik-baiknya?

Hal Lain yang Bisa Kita Lakukan

Saya sadar diri bahwa saya pun berkontribusi dalam menciptakan perubahan iklim. Namun, saya berusaha bertindak dari hal-hal yang dekat dan saya mampu. Beberapa kiat yang saya lakukan akan saya bagikan di bawah ini:

Mendukung Produk UMKM Masyarakat Adat

Apabila sedang traveling atau ingin mencoba mencicipi makanan baru, cobalah intip aneka produk masyarakat adat. Seperti ketika saya berkunjung ke Istana Maimoon, saya membeli songket Melayu Deli yang bagus untuk bawahan maupun sarung. Warnanya merah meriah dan mencolok! Sangat segar, bisa saya pakai atau dipakai suami saya.

Saya juga pernah membeli sabun cair dengan kandungan minyak tengkawang yang dikelola masyarakat adat dari Kalimantan Barat. Bagi saya, membeli produk ini tidak hanya memberdayakan masyarakat adat tetapi juga melestarikan fungsi minyak tengkawang.

Saya pun semakin mengenal beragam produk buatan masyarakat adat setelah bergabung dengan #EcoBloggerSquad. Pasalnya, setiap ada gathering online, saya selalu mendapat kiriman produk-produk yang menarik, baru, dan berbeda! Sangat menyenangkan. Seperti yang saya gunakan saat gathering online tentang Masyarakat Adat ini. Saya memakai tenun buatan tangan masyarakat adat Sintang. Fashion item cantik ini ditenun oleh Katarina Sarbina dengan motif batang pakis. Warnanya coklat dan krem yang netral dan saya sukai banget!

masyarakat adat
Tenun ikat dari masyarakat adat Sintang

Mengikuti Perkembangan Pembahasan RUU Masyarakat Adat

Salah satu alasan mengapa RUU Masyarakat Adat terus tertunda adalah karena minim atensi dari pemerintah dan regulator. Jujur saja saya pun mendapat kesan bahwa draft ini disepelekan banget, deh. Hasil dari penelitian dari AMAN, hal lain yang juga penting adalah atensi dan partisipasi publik, bahwa masyarakat Indonesia juga merasa perlindungan masyarakat adat ini sangat penting.

Atensi dari kita dapat kita tunjukkan melalui dukungan pada konten-konten tentang masyarakat adat. Kamu bisa mengikuti melalui media sosial AMAN dan juga turut “bersuara” apabila ada berita tentang pembahasan RUU ini.

Tidak Buru-buru Menyalahkan Masyarakat Adat

Seringkali apabila ada konflik yang muncul antara masyarakat dengan pihak lain yang lebih tinggi, seperti pejabat, pemerintah setempat, maupun pengusaha, ada saja masyarakat yang menyalahkan masyarakat adat. Kenyataannya biasanya lebih pelik dan banyak fakta yang tersembunyi selain dari yang kita konsumsi di media. Oleh karena itu, ada baiknya kita lebih jernih melihat situasi dan tidak menganggap masyarakat adat kolot dan terbelakang.

Buktinya, banyak bagian dari hutan yang tetap terjaga sejak dulu dan sekarang, salah satunya berkat upaya pelestarian dari masyarakat adat. Selain itu, coba tengok di sekitar kita, apa saja barang yang kita miliki yang berkaitan dengan sistem ilmu pengetahuan dari masyarakat adat. Pasti ada kalau kita mau melihat dengan dekat 🙂

Penutup

Saya harap tulisan ini cukup ringan untuk kamu baca dan menambah sedikit pengetahuan tentang masyarakat adat dan hal-hal yang mereka lakukan. Yuk, kita dukung berbagai upaya untuk melindungi masyarakat adat dan hutan. Sebab, melindungi mereka sama saja menyelamatkan masa depan kita!

Referensi:

  1. pengalaman pribadi
  2. Materi Gathering Online Eco Blogger Squad
  3. KataData, https://katadata.co.id/padjar/infografik/5f8030631f92a/sebaran-masyarakat-adat
  4. AMAN, https://aman.or.id/news/read/mengenal-siapa-itu-masyarakat-adat#:~:text=Definisi%20dan%20Karakter%20Masyarakat%20Adat,wilayah%20adat%20secara%20turun%2Dtemurun.

21 tanggapan pada “Masyarakat Adat dan Hutan: Lindungi Mereka, Selamatkan Kita”

  1. wow..ternyata ada banyaak sekali masy adat ya mba..selama ini saya hanya tahu beberapa saja. semoga tetap lestari semuanya. terima kasih utk sharing wawasan ttg ini mba..

  2. Sedih sekali dengan diskriminasi masyarakat adat di Indonesia ini, karena bagaimanapun, hutan Indonesia sampai sekarang tetap berada di tempatnya adalah karena perlindungan dari masyarakat adat yang menjaganya dengan setulus hati, karena itulah “rumah” kehidupan mereka dan kita semua untuk masa depan dunia.

  3. Masyarakat Adat ini telah memberi sumbangsih besar bagi alam Indonesia ya, Mbak. Hutan tetap terjaga, dengan kearifan lokal mereka. Masyarakat Adat juga bijak dalam memanfaatkan hasil hutan. Dan salah satu dukungan kita adalah dengan membeli produk-produk yang mereka buat.

  4. Peran masyarakat adat memang luar biasa dan memang harus diapresiasi dengan membuat tulisan dan menyebarkan kebaikan mereka dalam menjaga alam dan budaya. Saya di Bali justru berupaya menginisiasi gerakan responsible tourism dengan berkunjung ke desa-desa yang masih melestarikan kearifan lokal yang bisa diangkat menjadi wisata edukasi yang ramah lingkungan.

    Begitu banyaknya komunitas masyarakat adat, pengen kunjungi satu-satu dehh

  5. Iya aku baca loh, ini masyarakat adat banyak tergerak modernisasi. Padahal mereka ini wajib kita lindungi ya, aku jadi ingat film kehidupan masyarakat adat di hutan Kalimantan. Aku pribadi berapa kali mengunjungi yang di Baduy Banten

  6. Hutan dan Indonesia, sebuah pasangan yang erat. Hutan di Indonesia, sangat luas. Akan tetapi, ada beberapa area yang ditebang untuk diganti menjadi kebun kelapa sawit. Semoga kita bersama-sama menjaga kelestarian hutan.

  7. Seharusnya kita mau ya terhadap masyarakat yang sangat menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan. Toh hasilnya juga kita ikut menikmati. Tapi sayang banget kalau masih ada yang memandang sebelah mata terhadap masyarakat adat. Seolah ia tidak membutuhkan kekayaan alam ini

  8. Peran masyarakat adat begitu besar dalam melestarikan alam dan budaya ya mbak. Saya suka melihat kehidupan yang alami, dipinggir hutan dimana mereka masih menjunjung tinggi adat turun temurun, rasanya harus tetap dilestarikan demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini secara keseluruhan.

  9. Kita juga bisa ya kontribusi dan meneladani masyarakat adat yang apik dalam menjaga hutan.
    Karena hal tersebut memang harus dilakukan sih, agar generasi selanjutnya tahu tentang hutan

  10. Waah ternyata banyak juga ya komunitas masyarakat adat. Saya Kira hanya puluhan. Ternyata banyak banget. Bahkan di Kalimantan 772 Komunitas Adat dan Sulawesi sebanyak 664 Komunitas Adat

  11. Mayarakat adat memiliki kearifan lokal yang “ditakuti” bahkan oleh oleh orang diluar masyarakat tersebut. Semoga modernisasi tidak mengubah kearifan lokal tersebut…

  12. Ternyata jumlah komunitas adat di Indonesia mencapai ribuan. Aku sendiri nggak nyangka kalau ada sebuah komunitasnya
    Untuk masyarakat adat dan hutan udah seperti saudara yang nggak bisa dipisahkan ya

  13. luarbiasa harusnya dijaga ya masyarakat adat ini sebagai sebah bentuk kebudayaan ya . luarbiasa RUU nya emang digarap sejakkapan sampai segitunya mbak tertawanya hehehe … cantik ya yang dipakai mbaknabila

  14. Masyarakat adat perannya sangat besar untuk mempertahankan tradisi biudaya Indonesia yg Agung. Mereka bagian dari pahlawan tanpa tanda jasa semoga pemerintah peduli terhadap mereka.

  15. Di daerahku masih termasuk masyarakat adat karena masih memegang hukum-hukum adat setempat. Cuma kalo hutan, di tempatku malah banyak di buka hutan untuk lahan perkebunan. Hiks.. Jadi sedih juga ya. Padahal hutan berperan penting untuk hidup yang lebih sehat dan penopang air hujan biar nggak banjir.

  16. setuju! masyarakat adat tuh the real hero penjaga alam dan hutan sedari dulu yaa, mereka selalu menjaga hutan dan lingkungannya, ga heran wilayah2 sekitar mereka tuh terjaga dan asri. lindungi masyarakat adat dan spiritualitasnya bisa jadi kunci solusi climate change dan global warming

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *