Manfaat transisi energi makin jelas saya ketahui pasca mengikuti gathering online bersama Eco Blogger Squad dan Traction Energy. Saya merasa transisi energi yang sudah direncanakan pemerintah ini perlu kita dukung bersama, minimal dengan menambah pengetahuan mengenai transisi energi.
Pasalnya, saat ini dampak perubahan iklim sudah sangat dekat dengan keseharian. Misalnya saja yang paling terasa adalah cuaca yang tidak menentu dan meyulitkan jadwal serta aktivitas kita. Bayangkan saja kalau semakin bertambah parah, apa tidak mengganggu jadwal tanam dan panen? Tentu saja bakalan berdampak ke makanan kita.
Pada tulisan ini, saya bercerita secara singkat tentang transisi energi serta manfaatnya. Eh, ada pula upaya yang dapat kita lakukan yang sekaligus bisa menghasilkan cuan, lho! Hehehe pasti lebih semangat, kan. Yuk, baca sampai tuntas!
Apa, sih, Transisi Energi itu?
Seperti namanya, transisi energi adalah pergeseran sektor energi yang kita gunakan secara global, dari sistem produksi dan konsumsi energi yang berbasis fosil (seperti minyak, gas alam, dan batu bara) ke sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari, serta baterai lithium-ion.
Transisi energi ini menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh semua negara. Sejumlah negara maju sudah memulainya, akan tetapi, Indonesia upayanya masih bertahap. Beberapa upaya pemerintah yang saya tau adalah pemanfaatan energi tenaga surya dan sungai.
Transisi enegeri juga menyebabkan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik dan pembabatan hutan untuk produksi sumber energi menyebabkan timbulnya efek gas rumah kaca (efek GRK) yang menyelimuti atmosfer bumi.
Apa akibatnya kalau terlalu banyak GRK yang ada di atmosfer?
GRK yang berlebihan perlahan meningkatkan suhu permukaan bumi dan menjadi global warming. Selain itu, hal ini turut menyebabkan perubahan cuaca secara luas dalam jangka waktu yang panjang atau menjadi perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya bencana lingkungan dan masalah kesehatan yang serius. Duh, domino banget, ya efeknya?
Manfaat Transisi Energi
Transisi energi memberi kita sejumlah manfaat. Melansir dari epa.gov, sejumlah manfaat transisi energi yang bisa kita dapatkan dan berdampak baik pula untuk lingkungan meliputi:
- Menghasilkan energi yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil dan mengurangi beberapa jenis polusi udara. Polusi udara yang berkurang tentu dapat berdampak baik pada perubahan iklim serta pada kondisi kesehatan kita, tidak ada lagi peningkatan kasus ISPA dan masalah pernafasan lainnya.
- Adanya diversifikasi sumber bahan baku pasokan energi. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar impor.
- Menciptakan pembangunan ekonomi dan pekerjaan di bidang manufaktur, instalasi, dan hal lainnya sebagai dampak terciptanya industri baru yang lebih ramah lingkungan.
- Apabila sudah berjalan secara konsisten, akan lebih hemat.
Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim dan Transisi Energi yang Terlambat
Sejumlah bencana yang diakibatkan oleh faktor alam dan perubahan iklim disebut dengan bencana hidrometeorologi. Bencana ini meliputi banjir, longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya. BNPB mencatat bencana yang terkait dengan peningkatan GRK merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia. Di dekat rumah saya sendiri baru saja terjadi kemarin lusa, yakni adanya angin puting beliung di Sidoarjo. Ini Sidoarjo, lho, salah satu kota besar penunjang Surabaya. Beberapa contoh bencana akibat GRK ini antara lain:
- Cuaca ekstrem: musim kemarau terasa sangat panas dan panjang serta banjir berkepanjangan. Banjir ini sudah terjadi di Jawa Timur yakni di Kabupaten Malang dan terjadi di Pulau Dewata (daerah Jembrana, Bali).
- Bertambahnya volume air laut dari lelehan gunung es di Kutub Utara dan Selatan. Kawasan pesisir banjir dan pulau kecil terancam tenggelam.
- Bencana lingkungan seperti: kebakaran hutan, kekeringan-gagal panen, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan gelombang pasang (banjir rob).
Terkadang saya pun turut mengamati perkembangan berita tentang dampak perubahan iklim di negara lain. Menurut saya, yang terjadi di Indonesia itu masih mendingan, mungkin karena kita merupakan penghasil sejumlah bahan pokok makanan sehingga masih belum terasa dampaknya dengan drastis. Sementara di negara lain, kekeringan, kekurangan bahan pangan, dan bencana seperti kebakaran hutan itu sudah sering terjadi. Ngeri sendiri sih kalau mengingat berita yang saya baca 🙁
Transisi Energi Meliputi Hal Apa Saja?
Ada sejumlah jenis transisi energi yang sudah diupayakan pemerintah. Ada dari sektor transportasi darat, laut, dan udara. Untuk transportasi darat, penggunaan BBM sudah ada yang dialihkan menjadi biofuel berupa biodiesel. Ada pula tren baru dengan menggunakan kendaraan listrik. Hal ini semakin marak mengingat beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan untuk mewajibkan mobil listrik dan memangkas kendaraan berbahan bakar fosil dalam beberapa tahun mendatang.
Sementara untuk sektor transportasi laut juga memakai biodiesel B100. Untuk transportasi udara menggunakan Bioavtur B 2,4. Kendati biofuel berupa biodiesel ini sudah menjadi alternatif, bahan bakar ini masih menyimpan sejumlah persoalan.
Pertama, biodiesel 100% masih menggunakan minyak CPO dari kelapa sawit. Belum banyak perusahaan dan regulasi yang menganjurkan untuk diversifikasi bahan baku untuk biofuel.
Kedua, belum menggunakan bahan baku biofuel generasi kedua (dari limbah) yang tersedia melimpah seperti: minyak jelantah. Minyak jelantah kita ini padahal sudah sangat menarik hati bagi negara Eropa karena menjadi bahan baku alternatif untuk biofuel. Di negara sendiri malah belum laku.. hehehe.
Ketiga, penggunaan biodiesel dari CPO sawit berisiko menyebabkan penebangan hutan jika terjadi peningkatan permintaan biodiesel. Kita tentu tidak mau kan hutan kita semakin terkikis dan tergantikan dengan perkebunan sawit? padahal hutan lah yang menyelamatkan kita dari perubahan iklim!
Yuk, Lakukan Hal yang Kita Bisa untuk Mendukung Transisi Energi!
Kita bisa memanfaatkan sampah untuk transisi energi. Caranya dengan terlibat dalam pengumpulan limbah rumah tangga untuk bahan baku energi non fosil (biodiesel dan biogas). Cara ini sudah banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga di Jakarta. Mereka mengumpulkan minyak jelantah untuk dijual kembali, bahkan diekspor juga, lho!
Kalau kita punya sejumlah modal sebagai investasi, bisa pula kita memakai atap panel surya. Ini bakalan menghemat banget dan lebih merdeka karena nggak ketergantungan dengan PLN. Seorang arsitek yang saya ikuti mengatakan, solar panel di rumah bisa membantu kita meng-charge mobil listrik hanya dengan seharga Rp 10.000 sampai 15.000 saja!
Cara lainnya adalah dengan menceritakan praktik baik inovasi pemanfaatan energi terbarukan/non-fosil. Medianya bisa melalui blog seperti yang saya lakukan, bisa juga melalui micro blogging seperti twitter dan instagram. Hal yang juga bisa kita lakukan secara konkrit adalah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghemat pengeluaran listrik, dan mengkampanyekan penggunaan produk energi terbarukan.
Dari beberapa cara di atas, apa saja yang sudah kamu lakukan? Adakah hal konkrit lainnya yang sudah kamu terapkan di lingkungan sebagai langkah transisi energi? Boleh, yuk, cerita dan sharing di kolom komentar!
Pingback: Pemuda Penuh Kreasi, Alunkan Melodi Cinta Basmi Selimut Polusi
transisi energi manfaatnya banyak sekali untuk lingkungan terutama untuk bumi ini
Aku kepikiran yang sollar panel kemarin mbaa, hihi.. pengen deh mulai beralih kesanaa.. semoga tahun ini bisa pasangg sih karena udah siapp lahannya di lantai atas tp cukup ga yaa wkkk
Boleh kak, nanti sharing pengalamannya kalau sudah pasang solar panel ya, aku juga tertarik soal ini
Tapi katanya solar panel skrg biayanya nggak murah untuk pemakaian perorangan. Kalau gitu earth hour tiap hari beberapa jam saja sepertinya cukup membantu jg ya mengurangi pemakaian beban energi
Yuk bisa yuk, kita mulai dari yg terkecil dl dengan menggunakan transportasi umum dan menghemat pemakaian listrik.
Transisi energi memang perlu kita lakukan untuk bumi yang lebih baik ya mbak
Aku juga pengen bisa pasang solar sistem
Tapi harus nabung dulu kayaknya
beberapa langkah kecil yang sudah saya lakukan dalam rangka transisi energi, di awal ketika membangun rumah, kami sengaja membuat jendela berukuran besar di beberapa sudut rumah. jadi kalo siang hari saya tidak perlu menyalakan lampu, cukup mengandalkan sinar matahari yang masuk lewat jendela. Mengumpulkan sisa jelantah dan kemudian mengirimkannya ke salah satu layanan yang mengelola jelantah menjadi benda yang lebih berguna seperti sabun dll. Dan saya setuju sekali dengan program transisi energi ini, bagaimanapun kita harus menjaga bumi kita.
Makasih loh Mba ulasannya. Aku jd makin mudeng apa itu transisi energi. Sudah saatnya kita lebih aware dengan “kesehatan” bumi ini , terlebih efek rumah kaca semakin jelas dirasa
Memang sudah saatnya kita tidak bergantung ke sumber energi fosil, apalagi dengan kondisi extreme saat ini karena perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya banyak bencana
Berasa makin panas cuaca dengan perubahan iklim ini.
Jadinya memang perlu transisi energi, sehingga keadaan bisa lebih baik jadi lebih adem. Hayuk kita berkontribusi biar bumi ini lekas pulih
Semoga dukungan emerintah terhadap penelitian mengenai transisi energi ini semakin diperbesar. Karena semakin banyak kajian dan inovasi anak muda sekarang mengenai hal ini dan selalu kendala masalah biaya penelitian.
Menyambut hangat dengan produk siap pakai yang bisa membantu aktivitas sehari-hari mengenai energi yang bisa digantikan dengan sumber energi alami.
Membaca berita berbagai bencana alam yang terjadi, nggak cuma di Indonesia tapi di negara lain, bikin sedih dan serem juga. Transisi energi ini penting ya dan perlu dilakukan sesegera mungkin. Bagaimana manusia bisa terus melanjutkan hidup tanpa merusak alam. Salah satunya memanfaatkan energi matahari. Ini kan energi yang tak akan habis ya, apalagi negara kita ini mataharinya bisa kita dapatkan setiap saat (kecuali hujan). Semoga Pemerintah bisa menemukan ide gimana atap panel surya, misalnya, bisa digunakan masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau
Transisi energy akan memberi manfaat apabila energi yang terganti itu menjadi lebih ramah lingkungan ya.