“We are so lucky today because we saw Cappadocia in a different way. Here’s everyone, I present to you, Cappadocia in a wedding dress! Very beautiful!“
Preet.. batinku. Ini tour guide kami boleh juga lah gombalnya buat menghibur hati kami karena nggak bisa melihat balon udara di Cappadocia yang ikonik dan nggak bisa main salju di gunung Erciyes karena sedang ada badai salju.
Jadwal ke Cappadocia seharusnya menjadi puncak kunjungan. Kami bahkan tinggal lebih lama di hotel, yakni dua malam. Lebih lama dibanding durasi waktu di kota-kota lainnya. Kurasa pihak tur memberi waktu dua hari untuk menyesuaikan jadwal balon udara yang bisa batal tiba-tiba karena cuaca buruk. Fyi, ada dua kota di Turki yang menyediakan tour hot air balloon yakni di Pamukkale dan Cappadocia. Nah, yang di Cappadocia ini resmi dikelola pemerintah. Aturan mainnya lebih ketat. Kalau ada cuaca buruk atau ada angin yang nggak cocok sedikit aja, balon udara gak boleh terbang.
Meskipun jadwal nyaris berantakan dan ada insiden yang tidak mengenakkan dengan anggota tur lainnya, Cappadocia tetap menawan buat saya.
Cappadocia di Musim Dingin
Saya menginap di Hotel Gran Sahins Cappadocia. Bukan hotel terbaik di Cappadocia menurut saya. Karena, jujur saja, saya berharap bisa menginap di hotel gua di Cappadocia dan menjajal pengalaman yang berbeda. Bangunan hotel ini termasuk hotel modern gituh. Hanya saja, makanannya lumayan lezaaat. Saya sempat bermain salju di depan hotel karena saat itu salju turun cukup tebal, hingga ada mobil pembersih salju untuk menyingkirkan salju dari jalanan. Suhunya sampai -1 derajat siiih. Saat saya di Ankara, malah sempat -8 juga!
Saat saya melihat jadwal dan gambar keindahan pemandangan balon udara yang terbang pada musim dingin, saya sungguh terperanjat. Saya rasa pemandangan itu sangat menakjubkan, berbeda dengan panorama Cappadocia ketika tidak ada tumpukan salju yang menimbunnya. Saya sungguh berharap akan menyaksikan pemandangan yang serupa.
Tapi, yaaa… sayang sekali keberuntungan kami pergi entah kemana. Jadi, saya cukup bersyukur dan menikmati tempat wisata di Cappadocia dengan busana yang berbeda.
Pada musim dingin, wisatawan memang sebaiknya tidak usah terlalu banyak berharap. Peluang balon udara batal terbang sangat tinggi, apalagi pada puncak musim dingin sekitar awal Januari. Kalau memang niat ke Cappadocia ingin naik balon udara atau berfoto dengan latar belakang balon udara, ya memang sebaiknya datang pada waktu yang dianjurkan, seperti pada akhir musim semi, musim panas, dan awal musim gugur.
Khusus untuk wisatawan Indonesia yang hidup dengan matahari penuh sepanjang tahun, menjajal pengalaman musim dingin di Cappadocia juga tidak mengecewakan, kok. Saljunya kerasa banget. Masih bisa berkeliling dan menikmati sudut-sudut cantik di kota yang instagramable ini.
Apa Saja yang Dapat Dilakukan? Eksplorasi Tempat Wisata di Cappadocia
Kendati tidak dapat pemandangan balon udara, kami nggak mati gaya. Tetap banyak hal menarik yang dapat dilakukan di Cappadocia. Beberapa sudut juga tetap bisa dieksplorasi dengan baik meskipun sedang hujan salju.
Melihat Sufi Dance
Kata temanku yang lama studi di Turki, ada banyak tempat melihat whirling dance atau sufi dance yang terinspirasi dari Jalaludin Rumi. Paling afdol sepertinya lihat di Konya, ya. Tapi kami ke Konya hanya untuk mampir ke Mevlana Museum, tidak untuk bermalam. Cheria Travel menjadwalkan untuk melihat sufi dance di Cappadocia, tepatnya di Dervis Evi Whirling.
Saya baca ulasan di Tripadvisor, banyak tamu yang kecewa. Saya sendiri, tidak bisa dibilang sangat puas dengan penampilan para penari. Namun meski begitu, saya cukup kagum dan terpesona dengan aroma ruangan dan kepiawaian penari.
Kami ke sana agak terlambat karena cuaca yang buruk. Saya sampai ketiduran di bus karena supir harus melaju sangat hati-hati dan cenderung perlahan. Tidak ada penjelasan apapun tentang tarian ini, seolah kami dianggap sudah tahu. Hanya ada selembar brosur yang kurang informatif. Petugas yang menyambut kami ada beberapa, ada yang ramah dan ada yang jutek. Ada yang memburu-buru kami karena show hampir dimulai dan kami sudah terlambat. Kukira ada banyak yang nonton, ealah, ternyata cuma rombongan kami aja! Jadi berasa private show.
Anyway, kami dilarang merekam apapun selama proses menari. Katanya, beberapa proses itu bagian dari doa dan kami harus menghormati tradisi dengan menyimak tanpa suara. Seolah tahu kebutuhan konten (HAHA) mereka mengizinkan perekaman pada akhir show, namun hanya seorang penari dan dengan prosesi yang tidak lengkap.
Tentang sufi dance ini akan saya tulis terpisah ya karena ada banyak yang ingin saya bahas. Termasuk tentang Mevlana Jalaludin rumi.
Underground City of Cardak
Karena keunikan proses terbentuknya, banyak area bawah tanah di Turki. Seingat saya rombongan kami sempat ke area ini namun saya nggak ikut masuk karena lagi pumping ASI di bis. Beberapa peserta juga memilih untuk tidur di bis karena sudah kelelahan ikut Safari Jeep Tour. Selain itu, kalau musim dingin begini rata-rata area bawah tanah itu licin banget.
Red Valley
Di Red Valley ini kita bisa melihat Goreme dari atas dan melihat puluhan balon udara yang terbang. Sayaang banget ya, bok, boro-boro lihat balon udara, lihat bentang alam Goreme saja kami kesusahan! Saat kami ke sana salju sedang turun agak deras dan hanya menyisakan kabut untuk dilihat. Jadi, kami hanya beberapa menit saja di sini. Sediiihhhh…
Love Valley
Jujur saja saya nggak mudah menghafal lokasi-lokasi di Cappadocia sebab di mata saya, semuanya nyaris sama! Saya hanya bisa mengingat fairy chimney yang tertutup salju dan bongkahan batu tinggi yang berbentuk seperti jamur atau seperti menara bertopi. To be honest, I was thinking it looks like penis. A big damn penis. Maaf bukan bermaksud jorok euy, ini organ manusia, kan? Dan ternyata bagi para bule, area ini memang dikenal dengan giant penises rocks. Beberapa mengatakan bebatuan ini seperti pensil. Hm.. kamu setuju yang mana?
Kami mengunjungi Love Valley menggunakan Safari Jeep dan ini merupakan titik akhir perjalanan. Di Love Valley ini ada beberapa spot foto seperti balon udara mainan dan kursi kayu. Kalau sedang ada balon udara, wisatawan bisa puas melihat dari titik ini. Ada warung yang menjajakan Turkish Coffee dan kacang yang lezat. Saya mengabadikan perjalanan di Cappadocia bersama Maritimus Offroad di video ini. Monggo disimak sampai habis.
Uchisar Castle
Kastil ini merupakan istana batu yang katanya mirip dengan sarang tawon. Sayangnya, kami nggak menjejak ke sana. Hanya pergi ke bukit seberang dan berfoto saja. Padahal, terlihat sangat menarik dan banyak rumah-rumah yang terkoneksi. Namun, setelah aku baca di websitenya, memang sepertinya kalau mau eksplore kastil eksotis ini kudu bayar lagi deh. Lah, ini saja saya bisa ngeliat karena naik safari jeep yang mana juga sudah berbayar!
Uzangi Valley
Saya sebetulnya kurang yakin apakah lembah penuh dengan kastil kuno yang saya kunjungi merupakan Uzangi Valley. Namun, jika foto ini saya cocokkan dengan beberapa foto yang beredar di Google, sepertinya sih memang Uzangi Valley.
Di sini kami nggak hiking, tentu saja. Hanya turun 10 menit untuk mengambil foto bentang alam Kapadokya yang menawan.
Pancarlik Church and Valley
Ketika kami ke sini, tidak ada wisatawan lain. Sangat sepi dan hening. Ya agak serem sih, tapi sangat menyenangkan menikmati Kapadokya yang diselimuti salju. Di lembah ini dapat terlihat rumah-rumah kuno yang terbuat dari bebatuan. Sungguh unik dan berasa lagi di planet lain!
Gerejanya sendiri sangat gelap, di dalamnya tidak ada lampu. Ada kursi dan hiasan keramik di atap gereja masih terlihat jelas.
Old Hospital in Tatlarin Underground City
Kota bawah tanah satu ini sepertinya kurang populer dibanding Cardak Underground City, namun, di sekitar area ini pemandangannya tidak kalah cantik. Di sini ada old hospital yang megah. Saya memilih untuk berdiam di luar rumah sakit dan mengambil foto dari luar. Sebab, di dalam sangat licin dan eww agak takut, sih! Haha. Jika saya berkesempatan mengunjungi Cappadocia lagi pada musim lain, saya sangat ingin mengeksplor area dalam rumah sakit kuno ini.
Pigeon Valley
Di Pigeon Valley ini harusnya kami bisa melihat panorama Cappadocia yang menawan, juga balon udara yang beterbangan. Tapi yah, gimana lagi, kan lagi pake wedding dress! Jadi, kami hanya mampir sebentar untuk ngasih makan merpati! Hahaha jauh-jauh ke Turki ngasih makan dorooo… (merpati dalam bahasa Jawa).
Di Pigeon Valley ini ada toko oleh-oleh yang harganya cukup miring dan kualitasnya cukup baik ketimbang di Grand Bazaar. Bisa ditawar kok, walau agak susah. Saya beli kaos di sini 65 Lira, di Grand Bazaar ya hampir sama lah. Tapi di Grand Bazaar kan gak ada yang bergambar balon udara atau bertuliskan “Cappadocia”.
Drama di Cappadocia
Sebelumnya, Serap (tour guide kami) telah memberitahu bahwa ada biaya tambahan untuk dua tur di Cappadocia yakni hot air balloon dan Safari Jeep Tour keliling Cappadocia yang tidak termasuk dalam paket. Kami harus merogoh kocek lagi. Tur opsional ini dilakukan di pagi hari, kalaupun nggak mau ikut ya nggak papa bisa stay di hotel dulu sebelum ikut keliling bareng. Pihak Cheria Travel mengumumkan harga Optional Tour sebagai berikut:
1. Harga melihat Tarian Sufi di Cappadocia: USD 100
2. Harga Safari Jeep Tour di Cappadocia: USD 120
3. Harga melihat turkish Night : USD 80
4. Spa Hotel : USD 100
5. Harga naik balon udara di Cappadocia : USD 230
Mahal ya, bok? Hihi. Pada saat berangkat, saya belum memutuskan mau ikut yang mana. Yang jelas bukan hot air balloon sih karena, duh, nggak asik kalo nggak sama keluarga 🙂
Setelah saya pertimbangkan, saya mau mengambil sufi dance saja. Namun, pada saat kami sudah di Bursa, Serap malah memberikan potongan harga. Yay! Saya lupa berapa persisnya, akhirnya saya mengambil Safari Jeep san Sufi Dance. Kalau tidak salah, jadinya Sufi dance 65 USD dan Safari Jeep tetap 120 USD. Meskipun menurut saya masih mahal, saya tidak menyesal mengambil Safari Jeep Tour ini karena tanpa menggunakan mobil 4×4, agak susah mengeksplorasi sudut-,sudut di Cappadocia yang tidak mungkin dapat dijangkau dengan bis, apalagi pada musim dingin seperti ini.
Di sinilah drama dimulai. Harga di atas memang mahal ya. Jujur saja jiwa backpacker sempat bergejolak, karena saya yakin bisa dapat setengah harga dengan kualitas yang sama.
Tapi.. TAPI, tentu nggak bisa demikian. Saya sedang ikutan tour dengan grup, gratis pula. Kali ini saya harus nurut. Saya keluarkan uang 990 Lira untuk dua hiburan di Cappadocia. Saya nggak berat ngeluarinnya, karena saya sudah dapat perjalanan gratis. Tapi, mungkin peserta lain yang sudah merogoh kocek ratusan juta untuk mengajak semua anggota keluarga plus biaya oleh-oleh berkata lain.
Mulai ada suara-suara dari baris belakang untuk menyewa tour serupa dari Klook yang hanya dibandrol setengah harga. Saya pun ikut dihasut, tapi tentu saya menolak. Saya katakan bahwa saya nggak enak. Saya terus terang saja. Saya di sini kan dibayari tur, mana mungkin berseberangan dengan tur? Lagipula saya sendirian. Saya tentu nggak ingin main api. Belum lagi faktor keamanan yang juga saya pertimbangkan. Beberapa keluarga lain juga ditawari, tetapi menolak. Akhirnya ada dua keluarga yang memutuskan untuk ikut tur sendiri dengan booking di Klook. Yang lainnya ikut Safari Jeep. Satu orang yaitu Pak Jaksa memutuskan untuk tidur di hotel pagi itu.
Sayangnya, rencana “bawah tanah” ini tidak diketahui oleh Serap. Pagi-pagi buta, beneran buta nih, matahari belum nongol, mobil jeep sudah berjejer. Ada 3 mobil jeep yang berbeda, kaca mobilnya tidak gelap, dan tidak ada logo perusahaan yang tertera di mobil. Ketika melihat beberapa mobil jeep ini, saya belum tahu akan naik yang mana. Namun, saya sangat bersyukur karena perusahaan yang disewa Serap, Maritimus Offroad, memiliki mobil yang bagus, ada penghangatnya, interior mobil yang menawan, sangat nyaman, mampu meredam getaran, serta supir yang handal dan menyenangkan untuk diajak ngobrol meskipun bahasa Inggrisnya juga belepotan.
Mengetahui pemandangan di luar hotel, Serap murka bukan main, karena dia merasa tidak dipercaya. Saya sempat melihatnya menangis. Perkara ini memang krusial, karena optional tour yang disediakan oleh pihak tur bukan sekedar hepihepi, melainkan ada juga garansi dan keamanan. Kami ini kan berada di bawah pengawasannya, tentu menjadi tanggung jawabnya. “Saya nggak bisa menjamin kalau supir yang mereka booking itu aman dan tidak mabuk-mabukan semalaman. Kalau ada apa-apa, karir saya yang dipertaruhkan,” begitu curhatnya. Saya jadi iba juga sama dia.
Kejadian ini membuat suasana rombongan jadi agak tegang, namun, di akhir perjalanan salah seorang keluarga akhirnya meminta maaf kepada Serap.
Safari Jeep Tour by Maritimus Offroad Cappadocia
Maritimus Offroad Cappadocia menurut saya cukup profesional dalam menyelenggarakan tur pagi ini. Di websitenya, mereka ternyata menyediakan dua jenis tour yakni Sunrise dan Sunset Tour. Kalau lagi musim dingin, saya rasa sebaiknya mengambil Sunrise Tour saja karena cuaca susah diprediksi dan matahari bersinar lebih singkat.
Kami diajak berkeliling melihat beberapa sudut di Cappadocia yang nggak bisa kita raih sendiri maupun dengan menggunakan bis. Yang saya suka dari perusahaan ini adalah mobilnya yang bagus dan nyaman banget. Di akhir tour, kami diberi sertifikat dan minum bersama (minuman halal lah pokoknya haha). Kadang, mereka juga menjelaskan singkat mengenai lokasi yang kami foto, tetapi, jangan harap penjelasannya memuaskan. Sebaiknya jika ingin memahami lebih dalam, Googling saja, ya! Mereka juga menyediakan asuransi, menyeleksi ketat supir, serta melarang supir untuk minum sehari jelang mengantar tamu.
Untuk kekurangannya, saya kurang suka waktu yang sangat singkat untuk berfoto maupun mengeksplorasi beberapa lokasi. Kemudian, di titik akhir, mereka meminta tip dan ngeliatin kami satu persatu untuk memberikan tip. Saya nggak nyemplungin duit karena nggak bawa dompet hahaha mau pinjam uang ke Pak Sadikin namun kata beliau sudah cukup banyak tipnya. Yasudah! Hehehe.
Kamu sendiri, gimana, apakah juga memimpikan untuk bisa berkunjung ke Cappadocia?
Pingback: Mengintip Pembuatan Karpet Turki Asli dan Handmade di Cappadocia – Bunda Traveler