Lompat ke konten

1000 Kebaikan yang Tumbuh dari
Sebongkah Batu Ujian

Apabila kamu ditimpa musibah, kalau bisa jangan langsung sambat. Ucapkan Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Insya Allah, bersamaan dengan musibah, akan ada jalan keluarnya..
Ust. Abi Ihya Ulumiddin

Tak lebih dari 5 detik, mata saya langsung basah begitu mendengar pesan dari Ustadz Abi Ihya Ulumiddin pada hari Jum’at sekitar satu bulan yang lalu. Saya langsung teringat rangkaian ujian beberapa tahun lalu yang cukup menguras emosi. Saat itu memang saya tidak langsung mengucap innalilah, melainkan marah-marah dulu, baru, deh, mencoba berpikir jernih bahwa ini cara Allah memberi pelajaran dan cara Allah membuka kesempatan untuk saya dan suami berbuat baik serta menolong keluarga terdekat. Meski sempat kesal, saat itu yang saya yakini adalah sebuah perbuatan baik yakni menolong keluarga harus segera kami sergap, tak boleh ditunda, tak peduli besar atau kecil persoalan. Saya hanya yakin bahwa kebaikan ini pasti bernilai di sisi Allah dan akan membawa manfaat kelak.

Menolong dalam kebaikan. (Sumber foto: Unsplash/Austin Kehmeier.)

Berbuat baik itu mudah, mudah sekali. Islam mengajarkan berbuat baik dari hal yang paling sederhana yakni tersenyum. Menurut saya, berbuat baik akan sangat terasa efeknya apabila kebaikan diberikan kepada orang yang sedang membutuhkannya, misalnya, membantu meringankan beban orang lain, sedekah, menolong orang menyeberang, dan banyak hal lainnya. Berbuat baik itu mudah, apalagi ketika dalam keadaan lapang. Namun, yang menantang adalah bagaimana cara agar istiqomah berbuat baik ketika sedang dilanda musibah?

Melalui tulisan ini, saya akan bercerita sedikit tentang tantangan yang saya dan suami alami, yakni membantu mertua saya terlepas dari jeratan riba. Proses yang sarat emosi dan air mata, tetapi karena kami nawaitu untuk berbuat baik serta beramal ke keluarga, saya pun berusaha me-reframing kondisi yang terlihat sebagai “musibah” menjadi “kesempatan menebar kebaikan untuk keluarga”. Saya percaya kebaikan pasti kembali kepada Si Penebar, tetapi, jujur saja saya tidak menyangka bahwa proses yang membuat kami berjalan tertatih ini dengan cepat melahirkan kebaikan yang lebih banyak lagi. 

When Life Gives You Lemon.. Make a Lemonade!

Saya tidak menyangka bahwa hadist tentang “bersedekah kepada sanak saudara lebih utama ketimbang kepada orang lain” rupanya membawa dampak yang sangat besar untuk keluarga saya ketika kami amalkan. Hadist ini melayangkan ingatan saya pada kisah Istri Ibnu Mas’ud yang ingin menyisihkan hartanya untuk sedekah ke orang lain, namun Rasulullah menyarankan untuk bersedekah ke suami dan anaknya terlebih dahulu.

Kisah ini yang saya pegang kuat sebagai acuan reframing saya ketika keluarga mertua butuh pertolongan. Saat itu, jujur saja, kondisi keluarga kecil kami juga belum sempurna. Kata orang jawa, kami masih hidup prihatin. Sama-sama baru lulus kuliah dan memiliki seorang anak, pekerjaan pun kami masih sama-sama merintis. Alhamdulillah kami tinggal bersama orang tua saya dalam satu atap sehingga cukup meringankan beban finansial.

Sesekali petir-petir cobaan menyambar keluarga yang usianya masih seumur jagung ini. Badai pun juga tak ketinggalan ikut menyapa.

Salah satu badai yang besar itu datang sore hari pada bulan Mei tahun 2017. Saya dan suami sedang bermain bersama anak, tiba-tiba, Bapak mertua saya menelepon. Sore itu beliau sedang berada di salah satu BPR di dekat rumah bersama adik ipar saya. Dengan suara bergetar, alih-alih menjelasakan permasalahan, Bapak terlebih dahulu meminta maaf bertubi-tubi seraya menangis kepada suami saya.

“Ngapure, Ndo, Bapak nyusahne..”

Kata ngapura yang berarti meminta maaf itu diucapkan oleh Bapak sambil terisak. Telinga saya menangkap kegelisahan dan rasa bersalah yang mendalam, saya sibuk menerka apa yang sedang dan akan terjadi. Saya pun mendengar suara kendaraan berlalu lalang, pasti Bapak berada di pinggir jalan. Detik selanjutnya adik ipar saya yang berbicara. Dia menerangkan secara singkat bahwa utang Bapak sudah jatuh tempo. Bapak diberi kelonggaran 1 hari, jika tidak, sertifikat rumah yang menjadi jaminan tidak akan kembali.

Saya berbisik ke suami, “Tanyakan, Mas, butuh berapa?”

“15 juta..” ucap suami lirih.

 

Mendadak kepala saya pening mendengarnya. Tahun 2017 adalah salah satu tahun terberat kami dalam hal finansial. Pertama, suami baru menjalani pekerjaan sebagai dosen kontrak di salah satu PTN di Malang, sementara saya dan anak tinggal di Sidoarjo. Kami harus mengatur strategi keuangan dengan baik agar semua pos tercukupi. Kedua, bulan Oktober 2017 saya akan pindah ke Malang, tentu butuh biaya. Ketiga, adik ipar saya akan kuliah. Jika tidak berhasil mendapat beasiswa, pasti suami yang menanggung biayanya. 

Tabungan kami ya ada alhamdulillah, tapi saat itu, angka 15 juta cukup menampar kami. Saat itu rasanya saya jadi makhluk tak bertulang, lemas sekali tubuh saya. Otak overthinking saya pun bereaksi, mulailah saya kecewa, marah, dan tidak terima dengan keadaan. Sebetulnya ini bukan pertama kali kami membantu biaya untuk mengusir para lintah darat itu. Namun, kali ini nominalnya cukup besar dan waktunya sangat singkat.

Kami harus bagaimana??

Perasaan saya kala itu (sumber foto: freepik)

Menyuntik Mati Bisnis

Bapak dan Ibu mertua saya adalah orang yang baik serta lugu. Mereka berdua menghabiskan hari berdua dengan mengerjakan bisnis penggilingan beras selama bertahun-tahun. Apabila pengusaha beras kelas kakap mengecek gabah yang sudah kering menggunakan alat tertentu, Bapak cukup dengan memegangnya saja. Suami menyebut bapak sebagai Profesor Beras. Keterlibatan Bapak dalam pusaran riba pun bukan atas kemauannya, melainkan karena terseret rekan yang tidak amanah. Malang tak dapat disingkirkan, arus ini menyeret Bapak dan Ibu cukup dalam.

Saat pertama kali mendengar kisah ini dari suami, saya katakan padanya, sebisa mungkin kita harus membantu bapak dan Ibu. Sebab, riba itu salah satu perbuatan dosa yang sangat merusak diri, orang lain, dan lingkungan. Sempat saya mengutuki ke-sok tahu-an saya, wong belum banyak duit mau ngebantu dari mana? Wes, saya yakin pasti ada jalan. Saya hanya nggak tega melihat kebahagiaan Ibu dan Bapak yang tergerus karena riba.

Akhirnya, biaya 15 juta ini kami ambilkan dari uang bisnis saya dan sebagian saya pinjam dari orang tua. Mungkin keputusan ini gegabah, karena ternyata berdampak langsung pada bisnis fashion hijab saya yang terpaksa saya tutup pada akhir 2017. Dengan berat hati, saya menutup bisnis hijab agar bisa total membantu Bapak dan Ibu mertua serta adik ipar. Bagi saya, bisnis bisa dibangun lagi esok hari, namun persoalan riba ini tidak bisa ditunda lebih lama lagi. 

Saya merasakan betul buruknya setan bernama riba. Tidak hanya berimbas pada materi, kerap bahasan tentang riba ini hadir dalam obrolan saya dengan suami dan membuat percakapan kami memanas. Pada akhirnya kami meluruskan kembali niat untuk mengurai benang kusut ini dan beristighfar. Suami saya menenangkan dengan berkata,

"Kita ikhlaskan semuanya untuk membantu orang tua.. semoga Allah mudahkan jalannya."

Saya pun berulangkali berkata pada diri, “Ridha.. ridha.. ikhlas. Ini adalah sarana berbuat baik dan menolong keluarga.”

Ibu mertua saya yang lembut hatinya juga turut bersuara. Ibu berjanji pada kami, “Ini terakhir kami berutang riba, Le, Ndhuk. Ibu dan Bapak janji, nggak utang-utang lagi dan akan lebih serius dalam menyelesaikan utang-utang kecil lainnya.”

Saya sangat lega mendengar ucapan Ibu yang tulus, meskipun juga agak tidak tega, pasti susah bagi beliau untuk melawan arus hal yang lumrah terjadi di desa. Oh ya, jika kamu belum tau, di desa banyak rentenir yang dikenal sebagai bank tithil. Janji mereka menggiurkan namun  pada akhirnya kerap menyulitkan.

Memotong dampak domino pada riba (foto: Unsplash).

Benih Kebaikan yang Mulai Tumbuh...

Kejadian itu sebetulnya tidak langsung tuntas. Beberapa bulan setelahnya, kami masih rutin membantu melunasi utang riba serta mendukung hidup Bapak dan Ibu sehari-hari. Kalau dipikir-pikir agak susah dinalar. Pemasukan saat itu dari gaji suami dan kegiatan menulis lepas yang saya jalani, tapi alhamdulillah bisa untuk menafkahi keluarga kecil dan membantu mertua. 

Pertolongan Allah selalu datang tepat waktu. Air mata kami yang jatuh pada hari-hari sebelumnya, menyusup ke dalam tanah dan menjadi penyubur benih kebaikan yang tak sengaja kami tanam. Bulan demi bulan berganti, satu benih kebaikan yang tumbuh dari batu ujian itu pun mulai menguatkan akarnya, mengokohkan dahannya, dengan cepat menyuguhkan kami buah kebaikan yang manis dan bisa kami teruskan lebih luas lagi.

Satu bulan setelah kejadian…

Ibu dan Bapak selalu susah kami hubungi terutama ketika maghrib dan isya’. Rupanya, Ibu dan Bapak menyisihkan lebih banyak waktu untuk shalat berjamaah dan pengajian di masjid. Ibu juga dengan bangga mengatakan kepada kami bahwa telah menolak tawaran cicilan peralatan rumah tangga dan pakaian. Saya pun gembira mendengarnya. Saking cerahnya suasana hati saya, saya merayakannya dengan berinfaq. Momen ini benderang di ingatan karena Dompet Dhuafa memberi laporan infaq pertama saya pada tahun 2017. Seingat saya, saat itu saya sedang menemani suami untuk mengirim uang ke Ibu via Kantor Pos Jemursari dan ada booth Dompet Dhuafa di sana. Berkat kiriman data kwitansi dari Dompet Dhuafa, sampai sekarang saya masih menyimpan kenangan ini. Kamu bisa melihatnya pada gambar di bawah. Baca sampai tuntas, ya 🙂

Tiga bulan setelah kejadian…

Adik ipar saya diterima di salah satu PTN di Surabaya, dengan jalur beasiswa bidikmisi. Lucunya, jurusannya adalah Ekonomi Syariah. Hehe.. Sungguh saya tak menyangka, bocah remaja yang beberapa bulan lalu beradu mulut dengan suami saya perihal utang, kini menempuh studi dengan tekun di bidang ekonomi syariah.

Saya dan suami sangat terbantu dengan beasiswa yang didapat oleh adik. Daya juang dan belajarnya pun tinggi. Dengan cepat dia diamanahi menjadi Ketua DPM Fakultas dan kerap menyumbang gagasan serta prestasi nasional maupun internasional di kampusnya. Ia pun kerap membagikan pengetahuan kepenulisannya kepada mahasiswa lainnya.

Lima bulan setelah kejadian…

Saya memilih untuk memulai lagi kegiatan ngeblog yang telah 3 tahun saya tinggalkan. Ini agar saya ada kegiatan lain pasca tak lagi berjualan gamis dan jilbab. Saya pun belajar untuk memonetisasi blog melalui sponsored post serta mengikuti beberapa lomba. Alhamdulillah, saya tak menyangka banyak postingan organik saya yang mendapat respon positif dari pembaca. Kebanyakan berterima kasih dan terbantu dari tulisan saya. Saya tidak menduga bahwa saya bisa membantu banyak orang meski hanya berada di rumah. 

Pada saat yang bersamaan, saya diminta untuk jadi tim hukum di salah satu pusat penelitian. Tugas saya adalah membuat raperda untuk beberapa kota dan kabupaten. Jujur saja jantung saya berdegup lebih cepat ketika menerima pekerjaan ini, karena tentu ada rasa bangga. Ini adalah pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saya, serta, pasal-pasal rancangan kami dalam raperda akan berdampak pada masyarakat di daerah tersebut. Saya pun berusaha sebaik dan seamanah mungkin dalam mengerjakannya. Saya anggap ini benih kebaikan lainnya yang perlu saya tebar dan tanam. Saya dengan hati-hati mengoreksi pasal-pasal yang berpotensi merugikan rakyat serta berusaha seteliti mungkin memilah berbagai peraturan perundang-undangan demi sebuah produk hukum yang baik untuk masyarakat daerah tersebut.

Delapan bulan setelah kejadian…

Bapak dan ibu mendapat pekerjaan baru. Bisnis penggilingan beras tetap dikerjakan namun tidak terlalu ngoyo atau memaksakan berutang jika cashflow sedang seret. Bapak sempat bekerja sambilan di pertambangan pasir, ditemani oleh ibu yang membuka warung di sana, tetapi tidak lama. Dari gabungan rezeki Bapak dan Suami, alhamdulillah kami berhasil merenovasi beberapa bagian di rumah Bapak. Rumah Bapak dan ibu pun lebih nyaman ditempati.

Dua belas bulan setelah kejadian…

Suami mendapat pekerjaan baru di salah satu PTN di Surabaya. Alhamdulillah, kami akhirnya pindah, kembali lagi tinggal bersama di rumah orang tua saya di Sidoarjo. Pindah kerja ini rupanya membawa rezeki yang cukup baik bagi keluarga kami, kami bisa menabung lebih baik, turut membiayai adik, menyekolahkan anak, serta beramal lebih banyak.

Suami pun dengan cepat berakselerasi. Sejak tahun 2018, ia telah membuat banyak jurnal dan penelitian baik di dalam dan luar negeri.

Lima belas bulan setelah kejadian…

Bapak mencoba beberapa bisnis baru. Mulai dari jualan jamu hingga beternak bebek. Rupanya, bisnis ini cukup menjanjikan. Per harinya, bebek peliharaan bapak bisa bertelur sebanyak 100 butir per hari. Total bebek peliharaan Bapak adalah 180 ekor. Tidak hanya itu, Bapak juga memiliki ayam kampung sekitar 50 ekor. Saking besar dan bersihnya peternakan bapak di desa, banyak sekolah-sekolah TK di ibukota Kabupaten yang menjadikan peternakan bapak sebagai area belajar bagi anak-anak untuk mengenal lebih dekat hewan-hewan peliharaan bapak.

Kami pun lebih tenang, karena utang-utang kecil non riba sudah berkurang sangat signifikan. Aura bahagia terpancar lebih cerah dari wajah Bapak dan Ibu. Beliau juga bisa hidup dengan lebih baik dari bisnisnya yang digeluti sekarang.  Di bawah ini aku tampilkan beberapa foto serta video Bapak ketika angon bebek di sawah. Simak sampai selesai, ya, suara kwek-kwek-kwek yang riuh terdengar sangat jelas hihi.

Ibu memamerkan kandang bebeknya 🙂
Aura sumringah nan cerah 🙂

Dua tahun setelah kejadian…

Atas izin Allah saya berkesempatan membangun bisnis baru. Kali ini di bidang jasa, saya menyewakan sebuah bouncy castle raksasa untuk membahagiakan banyak orang. Alhamdulillah, bisnis baru saya mendapat sambutan yang cukup baik di Surabaya. 

Banyak orang bergembira dan puas ketika bermain di Bouncy Castle Putih yang saya sewakan. Saya pun bangga sekali bisa menjadi perantara kebahagiaan mereka.

Seringkali saya mengintip ke belakang, melihat diri saya tahun 2017 lalu yang kacau, penuh amarah, dan rasa kecewa. Saya saat itu tidak sadar, rupanya Allah sedang membuka pintu kebaikan untuk saya tebarkan. Meskipun pada akhirnya saya berhasil mengendalikan emosi dan mengunggulkan rasa ridha dengan ketetapan Allah, tapi tetap saja sesekali naluri manusia saya yang rapuh ini muncul. Sekarang, kami bangga dan senang, ternyata kebaikan yang dulu kami prioritaskan untuk keluarga, berdampak domino. 

Saya tidak menyangka bahwa keridhaan saya dan suami untuk membantu keluarga, ternyata membuka pintu rezeki yang lebih lebar. Tidak hanya materi, tetapi juga ketenangan batin. Saya percaya, membantu orang mengatasi kesulitan juga merupakan kebaikan. Ketika kesulitan teratasi, orang yang kita bantu jadi bisa bahagia, tentram hatinya, sehingga mudah untuk lebih berbuat baik lebih banyak dan lebih luas lagi. Bapak ternyata diamanahi kembali untuk menjadi ketua RT, tanda bahwa penduduk setempat sangat percaya dengan beliau. 

Tiga tahun penuh kami menanggung sebagian beban Bapak dan ibu, alhamdulillah sebagai gantinya Allah berikan kemudahan dan kecukupan sehingga kami tetap dengan mudah berinfaq, berkurban, serta berwakaf di beberapa lembaga salah satunya adalah Dompet Dhuafa. Saya memiliki kesan yang mendalam dengan Dompet Dhuafa, karena saya mulai menjadi donatur pada tahun 2017, hanya selang sebulan setelah saya mengalami guncangan. Kebetulan, sejak saat itu alhamdulillah rezeki makin lancar. Ada aja jalan untuk berdonasi. Eh, maaf ralat, tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah 🙂

Memanjangkan Kebaikan Melalui Dompet Dhuafa

Dulu saya hanya sesekali berdonasi di Dompet Dhuafa. Namun, pada akhir tahun 2019, kebetulan saya sedang khusyuk menyimak instastory dari istrinya sahabat saya yang sedang ikut suaminya dinas di Suriah. Dia bercerita bahwa hanya ada satu lembaga ziswaf dari Indonesia yang diakui oleh Pemerintah Suriah untuk menyalurkan bantuan. Lembaga tersebut adalah Dompet Dhuafa. Saya melakukan kroscek di Laporan Dompet Dhuafa Tahun 2019, memang benar, tahun 2019 ada sebanyak 6000 penerima manfaat di Suriah.

Saya kaget sekali mendengarnya, karena saya beberapa kali donasi di lembaga lain. Saya ber-positive thinking, mungkin saja banyak lembaga-lembaga yang berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa agar mempermudah perizinan serta distribusi. Dari situ saya macqueen yacqueen untuk istiqomah memanjangkan kebaikan melalui Dompet Dhuafa saja. Saya ingat-ingat kembali, memang Dompet Dhuafa sudah menunjukkan tanggung jawabnya sejak dulu. Saya akhirnya mengubek-ubek memori indah bersama Dompet Dhuafa (tsah~~) sebab saya sering lupa sudah beramal berapa dan untuk keperluan apa.

Dari database di email, ternyata saya sudah mempercayakan berbagi kebaikan melalui Dompet Dhuafa sejak tahun 2017. Ada infaq, wakaf, qurban, serta membayar fidyah. Insya Allah, tahun ini saya akan turut menitipkan zakat via Dompet Dhuafa. Saya dua kali menitipkan fidyah via Dompet Dhuafa Jatim karena saya hamil dan menyusui dua anak dalam jarak dekat, jadi sempat tidak berpuasa. Dompet Dhuafa betul-betul membantu, saya tidak perlu ribet masak, pesan makanan, serta keluar rumah untuk menyalurkan. Cukup duduk manis sambil menyusui dan mengasuh anak, Dompet Dhuafa Jatim sudah memberikan laporan yang jelas. Alhamdulillah..

Kemudian, saya baru pertama kali ikut kurban di Dompet Dhuafa pada tahun 2019 kemarin. Mampunya masih kambing, nih, hehe doain ya agar tahun ini atau tahun depan bisa berkurban sapi. Aamiin. Terharu sekali ketika saya mendapat email laporan dari Dompet Dhuafa bahwa daging kurban yang saya berikan dinikmati oleh muslim dan muslimah di daerah . Saya terharu karena bisa berbagi protein hewani yang lezat dan bergizi untuk mereka.

Dari keseluruhan program Dompet Dhuafa, yang paling saya gemari adalah program wakaf. Sebab, bagi saya berwakaf itu sama dengan berinvestasi untuk akhirat. Wakaf merupakan satu-satunya bentuk pemberian yang dapat dimanfaatkan secara permanen oleh penerimanya. Tanah, sumur, maupun bangunan yang diwakafkan tidak diperkenankan dijual kembali. Manfaatnya pun terus mengalir kepada siapapun yang turut mewakafkan. Saya sadar betul belum memiliki harta sebanyak itu untuk berwakaf dalam jumlah besar. Syukurlah Dompet Dhuafa sering membuka kesempatan wakaf berjamaah berapapun nominalnya :””) 

Saya tersentuh dengan konsep wakaf ketika membaca surat Ali Imran ayat 92 yang memuat kebaikan yang sempurna.

Alhamdulillah, Dompet Dhuafa sangat memudahkan siapapun untuk turut berwakaf, tak perlu menunggu tingginya timbunan harta, tak pula menunggu tua. Berikut adalah sepenggal arsip indahku bersama Dompet Dhuafa.

Foto-foto di atas insya Allah saya tunjukkan bukan untuk pamer, melainkan untuk menunjukkan betapa amanahnya Dompet Dhuafa. Berapapun nominalnya, Dompet Dhuafa selalu memberi bukti donasi yang sangat jelas via email serta dokumen, bahkan disertai doa-doa yang membuat hati mbrebes mili. Dompet Dhuafa tidak melupakan kebaikan kita sekecil apapun.

Saya pun sangat terkesan dengan eksplanasi untuk pekurban. Biasanya ketika Idul Adha, saya dan suami bergantian menyumbang daging kurban untuk disalurkan ke negara lain. Namun, tahun 2019 kemarin, saya tergerak untuk membantu dari yang terdekat. Rupanya, di Bangkalan, Madura yang tidak terlalu jauh dari rumah saya, ada ratusan orang yang jarang makan daging kurban lantaran tidak banyak orang yang cukup mampu untuk berkurban. Alhamdulillah, melalui Dompet Dhuafa, saya dan beberapa Pekurban bisa membantu mereka untuk sekadar mencicipi daging kambing. Saya sangat tersentuh ketika Dompet Dhuafa menuliskan bahwa ada sebanyak 700 KK yang tersebar dari 3 Desa yang menerima daging kurban dari saya. Padahal, saya berkurban juga tidak seberapa, hanya seekor kambing saja… ternyata manfaatnya bisa sebegitu besar untuk orang lain.  Terima kasih, Dompet Dhuafa, karena telah menjadi perantara untuk saya yang hanya seorang ibu rumahan ini untuk berbuat baik. 

Kebaikan Berbagi di Tengah Pandemi

Pada masa pandemi ini, saya agak sedih karena tidak bisa berkeliling dan berbuat banyak. Mana pemasukan ikut menurun haha. Meski begitu, sebisa mungkin saya panjangkan kebaikan ketika bertemu pedagang di jalan, di pasar, menitipkan donasi ke teman yang mengumpulkan dana, serta tentu saja ke Dompet Dhuafa. Alhamdulillah, kok ya ndilalah.. saya pas dapat email bahwa Dompet Dhuafa akan membangun Wakaf RS Container Covid-19. Pada email tersebut, terdapat sedikit penjelasan pula bahwa RS Container Covid-19 ini, portable, ramah lingkungan, proses pembuatan cepat, tahan bencana, tahan lama dan berkelanjutan.

Selain itu, RS Container Covid-19 terdiri dari 10 rangkaian, difungsikan sebagai ruang isolasi pasien positif Corona-19, serta ditempatkan di lahan wakaf yang luas di Rumah Sakit RST Dompet Dhuafa, Parung, Bogor. Saya rasa rumah sakit ini insya Allah akan sangat bermanfaat selama dan sesudah wabah corona. Jadi, saya turut menyumbang sedikit dana yang saya punya. Teman-teman kalau mau turut berpartisipasi, mungkin masih bisa, lho.

Alhamdulillah sekitar 4 hari lalu, saya melihat kabar baik di Instagram Dompet Dhuafa. Kontainer dengan ukuran 10×4 meter telah datang di Jakarta untuk dijadikan sebagai rumah sakit darurat covid-19. Rencananya, rumah sakit yang dibangun dan didesign dengan kontainer ini akan dipasang di RS. Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa di Bogor, dan RS. Kartika Pulomas Jakarta Timur. Laboratorium ini, nantinya akan bisa melayani rata-rata 300 pemeriksaan PCR test per hari, sehingga ini dapat membantu pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19. Melihat jumlah pasien kasus COVID-19 yang terus menambah maka kebutuhan ruang dan pelayanan juga akan ikut bertambah. Sehingga RS. Kontainer ini akan sangat membantu dalam menyediakan ruang/ pelayanan Covid-19.

Karena cerita teman tentang Dompet Dhuafa yang tidak sengaja saya simak di atas, saya jadi ingin lebih memfokuskan amal dan kebaikan melalui Dompet Dhuafa. Baru saya sadari pula, langkah-langkah yang dilakukan Dompet Dhuafa ini sangat komprehensif serta strategis, serta menunjukkan secara nyata bahwa sedekah mampu mengubah kondisi suatu negara. Dompet Dhuafa tidak hanya bergerak di seputar pengumpulan serta penyaluran dana saja, tetapi jauh melebihi yang kita duga. Ada 5 program yang dilakukan Dompet Dhuafa dan masing-masing program tersebut memiliki sub program lain yang lebih mendetail manfaatnya untuk masyarakat. Lebih jelasnya, kalian bisa melihat pada gambar berikut.

Program Dompet Dhuafa

Selain itu, Dompet Dhuafa memiliki 4 layanan yang dapat kita akses secara online, yakni, Jemput Zakat, Kalkulator Zakat, Konfirmasi Donasi, dan Konsultasi. Oh, ya, seperti pengalaman saya tadi, Dompet Dhuafa punya 157 zona layanan di 32 Provinsi. Coba cek, di provinsimu ada atau tidak? Biasanya, Dompet Dhuafa di zona layanan tersebut sering membuka layanan donasi serta lebih cepat apabila kita ingin segera menyalurkan amal dan kebaikan.

Pada tahun 2019, dana terbanyak yang berhasil dihimpun oleh Dompet Dhuafa berasal dari sektor zakat yakni sebanyak 55.5%. Ini artinya, sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan teknologi untuk menitipkan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal. Saya rasa dalam kondisi pandemi seperti ini pun, ada baiknya apabila kita melebihkan zakat bagi yang mampu, sebab, banyak orang di luar sana yang kehilangan pekerjaan dan tidak mendapat THR serta makanan yang memadai. Apabila kita terbiasa berzakat di masjid dekat rumah, saat ini yuk kita coba titipkan pula zakat mal atau zakat fitrah ke Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga yang telah 27 tahun berkiprah di dunia ZISWAF, Dompet Dhuafa pasti memiliki database yang lebih lengkap mengenai keluarga dan siapa saja yang paling membutuhkan uluran tangan kita.

Layanan Dompet Dhuafa yang sangat bertanggungjawab serta amanah ini membuat banyak orang lebih percaya dan lebih mudah menyalurkan dana.

Sebagai salah satu donatur, saya sangat terharu dan bangga bisa menjadi bagian kecil dari tumbuhnya perekonomian Indonesia serta kemajuan orang lain yang tidak saya kenal dari berbagai belahan dunia. Selepas berdonasi, saya selalu mendapat laporan, kwitansi, dan tentu saja doa dari Dompet Dhuafa. Bagaimana mungkin hati saya tidak luluh.. Yang lebih membanggakan lagi sebagai anak hukum, Dompet Dhuafa selalu mengampanyekan dan memastikan komitmen untuk tidak menerima segala bentuk dana yang berasal dari tindak kejahatan dan pencucian uang. 

Sepanjang tahun 2017-2019, terdapat pertumbuhan donatur sebanyak 54.25%.

Pada tahun 2019, terdapat 2.475.028 jiwa penerima manfaat dari 34 provinsi dan 20 negara di dunia dengan rincian 2.390.331 penerima manfaat dalam negeri serta 84.697 penerima manfaat dari luar negeri.

Sementara total penerima manfaat sejak tahun 1993-2019 adalah sebanyak 21.788.903 jiwa.

 

Terdapat 157 zona layanan di 32 Provinsi, serta ada 29 mitra strategis yang tersebar di 22 negara (Amerika, Peru, Suriname, Bosnia, Kenya, Tanzania, Yaman, UEA, Uzbekistan, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Malaysia, Kamboja, Hongkong, Taiwan, Timor Leste, Filipina, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru.

Tingkat serapan penyaluran dana tahun 2019 sebesar 93.26% atau kinerja penyaluran Dompet Dhuafa sangat efektif menurut rasio Allocation to Recollection Zakat Core Principle.

Dulu saya sering mengira berbuat baik yang bisa berdampak itu hanya bisa terjadi jika kita melakukan perbuatan besar.  Rupanya, tidak selalu demikian. Berbuat baik dari lingkungan terdekat, terkecil, pada saat yang yang tepat ternyata buahnya pun bisa sangat ranum dan manis. Bahkan, biji dari buah kebaikan itu bisa kita tanam lagi agar semakin tumbuh dan menyebar bagai serbuk sari yang terbawa angin. 

Begitulah sepenggal kisah saya, semoga ada manfaat yang bisa kamu ambil, ya. Teruslah menebar kebaikan, mulai dari yang terdekat dan mulailah dari sekarang. Sebab boleh jadi, ketika kita tertidur lelap, ada gaungan doa yang mengetuk pintu langit yang diperuntukkan untuk kita. Doa-doa indah itu bisa saja berasal dari seorang fakir yang telah kita tolong, orang-orang kelaparan yang kita beri makan, orang-orang yang sedang berjuang untuk kebaikan dan kita mudahkan, atau dari seorang yang terhimpit kesulitan dan telah kita mudahkan.

Mudah-mudahan Allah ridha dengan kebaikan yang kita lakukan. Aamiin…

Sumber foto: foto pribadi, freepik, unsplash

Infografis diolah oleh Nabilla DP

Sumber data: www.dompetdhuafa.org

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

125 tanggapan pada “1000 Kebaikan yang Tumbuh dari Batu Ujian”

  1. setuju banget nih, berbuat baik itu nggak harus sesuatu yang besar, sekecil apapun kebaikan bisa berdampak besar bagi yang membutuhkanya ya mbak hihihi

  2. Dompet Dhuafa itu udah akrab banget namanya. Dari zaman saya kerja udah sering dengar kiprahnya.

    Ngomong soal riba, saya bersyukur bisa lepas dr riba cicilan motor.

    Pas belum punya rumah, saya sering berdoa dan berharap bisa punya rumah tanpa riba.

    Alhamdulillah terkabul. Kami beli rumah mas ipar saya. Masya Alloh diberi kemudahan, bahkan jumlah uang tabungan kami pas jumlahnya dg harga yg disepakati.

  3. Masya Allah, mbaaa
    Allah balas berlipat ganda kebaikan dan ketulusan mbak
    Kebayang sih 15 juta itu guede bangeeet dan ga tau kapan baliknya ternyata Allah beri kemudahan di banyak sisi. Begitulah rezeki dari yang Maha pemberi rezeki.

  4. Ada yang bilang kalau kita menolong org lain di waktu kita sedang merasa sempit nanti balasannya justru akan berlipat2 ganda.
    BTW alhamdulillah ya DOmpet Dhuafa walau masa susah kyk skng jg msh aktif menggalang donasi dan menyalurkannya

  5. itulah indahnya sabar dan ikhlas yaa mba.. Allas SWT membalasnya dengan segala kebaikan yang berlipat ganda. Aku juga pernaha hadapi hal serupa di keluarga besar…tidak mudah tapi justru jadi ajang pembelajaran

  6. Masya Allah Mbaaa, aku bacanya sampai merinding. Ini memotovasiku untuk gak takut akan hilangnya rezeki saat membantu orang, dan lebih utamakan Keluarga sebelum orang lain ya. Terima kasih untuk ceritanya ya Mba, indah sekali.

  7. cerita yang sangat menginspirasi ya mba, semuanya berasal dari sebuah ujian namun pada akhirnya memberikan kebahagiaan yang tak ternilai dan tak terduga, alhamdulillah

  8. Subhanallah mbak kisahnya inspiratif sekali. Jadi reminder buat aku kalau membantu orang tua dengan ikhlas, Insya Allah rejekinya akan mengalir. Mbaknya dari kejadian itu bisa “naik kelas”, Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya! Sukses buat semua usahanya mbak.

  9. Ya Allaah…kak, aku nangis baca tulisanmu.
    Kebayang merelakan uang seada-adanya untuk menolong orangtua. Memang kalau dipikirkan “Siapa lagi tempat keluarga mengadu…”
    Tapi sungguh membutuhkan kebesaran hati yang besar.

    Barakallahu fiik…
    Semoga berkah dan rejekinya makin lancar.

  10. Woah mbak aku terharuuu huhuhuhu, alhamdulillah sudah bebas riba yaa. Dan sekarang bisnisnya Mbak juga semakin laris. Insya Allah kalau membantu orang, kita pun mendapatkan banyak kelebihannya.

  11. MashaAllah mba, kisah nya inspiratif. Klo kita menolong Allah, Allah pun menolong kita ya.. Btw sy juga lg menyusui jd kepikiran byr fitnah via DD juga

  12. Btw tampilan blognya baru ya say?
    Saya dong cuman baca-baca aja, belom ngeh ini blog siapa.
    Pas liat fotonya para duo cantik, loh kok kayak kenal, hahahaha.

    Kisahnya menginspirasi banget nih, selalu ada kemudahan dan keberkahan di setiap usaha kita, terlebih sekarang ada dompet dhuafa yang bantuin kita 🙂

  13. So inspiring Mbaak. Really. Akupun pernah berada dalam posisi itu. Sulit memang tapi butuh keikhlasan. Alhamdulillah Allah ridho dan nembalasnya berkali2 lipat.

    Btw selama ini aku juga mempercayakan donasi ke Dompet Dhuafa, transparan, kredibel dan amanah

  14. ah ikhlas…kata kunci yg saya dapatkan. benar, bantu yg terdekat. saya pribadi jg gitu, mbak. padahal suami udah larang kerja tp kalau gak gitu, bagaimana saya Bantu kedua ortu saya. kadang capek, tapi yaaa ortu dulu lebih capek untuk besarkan saya ini kan. ikhlas, kata penguat saya

  15. Benar kak, di jaman canggih seperti ini kita di mudahkan dengan adanya aplikasi, kita juga bisa mendidik anak dalam membantu sesama. karena prosesnya mudah dan sangat terarah.

  16. Tulisan yang inspiratif banget nih
    Membacanya, perasaanku naik turun. Terharu, senang, kagum campur jadi satu
    Luar biasa ya perjalanannya mbak. Tapi memang terbukti, kalau kita ikhlas melakukan kebaikan, balasan yang didapat bisa berkali lipat
    Terimakasih sudah menulis kisah indah ini mbak
    Salam hormat buat bapak ibu mertua, semoga makin sukses peternakannya

    1. alhamdulillah, mbak, saya sendiri baper pas nulis haha karena kisah personal banget. cuma setelah diskusi ama suami, gapapa lah diangkat jadi tulisan karena ada manfaatnya insya Allah. terima kasih sudah membaca ya, mbak, semoga Allah lindungi selalu mbak sekeluarga 🙂

  17. Memang banyak yang kehidupannya lebih baik setelah bebas dari Riba, apalagi membantu keluarga terdekat keluar dari hutang tersebut. Selain baca ceritanya aku juga fokus pada desain blognya. bisa sebagus itu, kreatif ya :0

  18. Alhamdulillah mba, memang banyak banget keuntungan dari memutus riba. Di tengah pandemi begini banyak banget usaha yang runtuh karena tidak sanggup bayar pinjaman. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT

    1. wah iya mbak gak kebayang ya kalo pandemi gini, saya bersyukur banget kami sudah melaluinya beberapa tahun yang lalu. aamiin semoga mbak sekeluarga juga selalu dalam lindungan Allah yaa

  19. Alhamdulillah, menebar kebaikan dan pemahaman ilmu pada keluarga dekat akhirnya membuahkan bisnis yang membawa kebahagiaan dan ketenangan pada bapak dan ibu, serta buah kebaikan lainnya untuk keluarga inti, mba.
    Melebarkan kebaikan melalui Dompet Dhuafa bisa dilakukan secara online, ini sangat membantu sekali.

  20. Dulu, di daerah saya juga ada program pemberdayaan para pengrajin hasil kerjasama dompet dhuafa dengan salah satu lembaga keuangan yang bergerak di bidang asuransi syariah. Keren dompet dhuafa!

  21. Tulisannya lengkap banget, pada intinya kita dapat melakukan kebaikan dimana pun dan kapan pun asalkan ikhlas. Insya Allah segala kebaikan yang sudah diniatkan dimudahkan oleh Allah dan mendapatkan berkahnya dikemudian hari.

  22. Bersyukur banget di jaman sekarang udah ada semacam Dompet Dhuafa ya. Makin mudah dan ga ribet kalau mau bersedekah. Di tengah pandemi gini, isa menjadi ladang amal buat kita untuk membantu saudara-saudara yang lagi kesusahan juga.

  23. Saya selalu percaya setelah kesusahan ada kemudahan dari Allah, yang penting ikhlas dan ridha dulu dengan ketentuannya. Karena ganti yang Allah berikan pasti berlipat lipat lebih baik, apalagi ini menyangkut orangtua. Barakallahu.

  24. Maa Syaa Allah. Sungguh perjalanan yang panjang ya, Mbak. Luar biasa. Sebagai manusia biasa, kita memang harus yakin akan kebesaran Allah SWT. Pasti selalu ada kemudahan yang Allah berikan di balik semua cobaan yang kita hadapi. Dengan terus #MenebarKebaikan, segala kebaikan berlipat ganda akan kembali kepada kita. Insha Allah. Aamiin.

  25. Perjuangan yang membuahkan hasil yang maksimal ya mba. Memang sedekah tak pernah bikin miskin. Membantu orang lain juga akan dimudahkan urusan kita.

  26. Masha Allah, sungguh cerita dan kenangan yang selalu menjadi pengingat yah kak. Dan semuanya butuh waktu untuk bersabar dan berusaha. Kalau dijalani bersama rasanya beban juga nggak terlalu berat ya :’)

  27. Keren sekali tulisan dan keseluruhan visual dari blog ini. Saya tidak menyangka saya membaca sebuah blog. Saya dibawa seperti terdongengi di malam hari, hehe. Sangat pantas untuk menang di lomba blog dompet dhuada. Salam kenal Bu!

    Kalau boleh tahu ibu ada background mempelajari css js html5 dll ya Bu?

    Sekali salam kenal. Boleh sekali berkunjung ke blog sederhana saya. Untung untung bisa dikomentari oleh ibu.

    1. hi, kak, terima kasih yaa untuk komentarnya. alhamdulillah. salam kenal juga.

      waduh, makanan apaan itu haha saya nggak paham bahasa2 pemrograman begituan wkwk insya Allah nanti saya mampir ke blognya, yaa

  28. Masya Allah, terharu bacanya Mbak, aku juga sedang berusaha melunasi pinjaman riba keluarga kami dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Semoga Allah mengampuni dan memudahkan, aamiin..

  29. Allah memang tidak pernah mengingkari janjinya ya Mbak. Tipa kebaikan sekecil apapun itu pasti akan dibalas bahkan berlipat ganda. Seperti kisah yang Mbak alami sendiri ini, maa syaa Allah sangat menginspirasi.

  30. Pingback: Inilah Pemenang Lomba Blog Menebar Kebaikan - Dompet Dhuafa

  31. Pingback: Menyemai Kebaikan Jadi Manfaat di Tengah Keterbatasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *